LQ45, indeks saham di BEI yang beranggotakan 45 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, ikut ambrol. Turun 25,79 poin menuju 950,70; indeks LQ45 longsor sedalam 2,64 persen.
Penurunan dua indeks utama BEI tersebut membawa perubahan penghuni daftar 10 saham LQ45 dengan Price earning ration (PER) terkecil.
Saham Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang sehari sebelumnya masih berada di dalam daftar ini terdorong keluar, tergusur oleh masuknya saham Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), Bumi Resources Tbk (BUMI), dan AKR Corporindo Tbk (AKRA) berada di tiga pertama saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan, masing-masing 3,12 kali, 3,45 kali, dan 4,95 kali. Posisi selanjutnya diisi oleh WSBP, WSKT, INDY, PTBA, BBNI, BJBR, dan PGAS.
Penurunan dalam IHSG akhir pekan lalu itu menyeret delapan saham penghuni daftar LQ45 dengan PER terkecil. Saham-saham yang terseret turun oleh merahnya bursa itu adalah SRIL, AKRA, WSBP, WSKT, INDY, BBNI, BJBR, dan PGAS.
Sebaliknya, dua saham sisanya, BUMI dan PTBA, malah naik harga. Kali ini tidak ada saham dalam daftar ini yang tak mengalami perubahan harga.
Price earning ration (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama belum terjadi perubahan laba bersih per saham.
Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama. (Hasbi Maulana)
Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul BBTN tergusur PGAS, ini daftar 10 saham LQ45 dengan PER terkecil (8 Juni 2018)
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/06/11/104100726/ini-daftar-10-saham-lq45-dengan-per-terkecil