Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melawan Kenaikan Harga Pangan Jelang Lebaran...

Contohnya di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Harga daging sapi di sana pada Senin (11/6/2018) sebesar Rp 125.000 per kilogram (kg). Harga tersebut naik Rp 5.000-Rp 10.000 dibanding sebelumnya.

Kenaikan juga terjadi pada harga daging ayam potong segar. Harga daging ayam di pasar tradisional Kelurahan Kota Jaya, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, seperti diberitakan Antara, Senin (11/6/2018), mencapai Rp 45.000 per kg atau naik Rp 10.000 dari minggu sebelumnya.

Siti, salah satu pedagang daging ayam potong di pasar tersebut, mengatakan, kenaikan harga di tataran penjual merupakan dampak dari kenaikan harga jual ayam hidup dari agen ayam potong.

"Kami membeli ayam hidup dari agen yang menyalurkan ayam potong, dan harga per ekor ayam dari sana sudah mengalami kenaikan," kata dia.

Selain harga daging, harga kebutuhan lain, seperti cabai dan bawang, pun ikut naik. Diberitakan Tribun, Minggu (10/6/2018), harga cabai merah besar di pasar sentral Soppeng Matahari, Sulawesi Selatan, mengalami kenaikan dari Rp 25.000 per kg menjadi Rp 35.000 per kg.

Sementara itu, harga bawang merah di sana juga ikut naik, dari Rp 25.000 per kg menjadi Rp 30.000 per kg. Adapun harga kacang hijau naik menjadi Rp 15.400 per kg dari Rp 13.500 per kg.

Naiknya harga-harga itu terjadi karena jumlah permintaan yang tinggi terhadap komoditas tersebut.

Usaha pemerintah

Pemerintah sendiri sebenarnya telah melakukan berbagai tindakan untuk mengendalikan lonjakan harga komoditas pangan jelang Lebaran. Caranya dengan memastikan ketersediaan stok semua bahan pokok.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, stok beras untuk kebutuhan Idul Fitri sangat memadai.

"Beras kita stoknya itu sekitar 1,5 juta ton. Ini lebih dari aman. Jumlah tersebut juga sudah digunakan untuk pengendalian harga," kata Buwas seperti dimuat Kontan, Jumat (8/6/2018).

Untuk daging sapi, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri Pangan Strategis Juan Permata Adoe, seperti dimuat Kompas, Kamis (29/3/2018), menyatakan, stoknya saat ini mencapai 130.000 ekor. Hal itu dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan pada Mei dan Juni 2018.

"Kebutuhan dalam negeri sangat cukup karena kebutuhan saat Lebaran sampai 60.000 ton dari segi jenis daging apa pun dan dari produksi," katanya.

Stok daging ayam juga dianggap cukup. Dikutip Antara, Jumat (11/5/2018), Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita menjelaskan, stok daging ayam untuk masa puasa dan Lebaran mencapai 626.085 ton.

Begitu pula dengan ketersediaan telur ayam konsumsi selama Ramadhan, jumlahnya mencapai 521.335 ton atau cukup untuk memenuhi kebutuhan komoditas yang sebesar 485.831 ton.

Menteri Perdagangan Enggartiasto mengatakan, selain menjaga ketersediaan komoditas pangan, pemerintah pun melakukan upaya pengendalian harga untuk mencegah lonjakan.

Salah satu cara yang diterapkan adalah memberlakukan harga eceran tertinggi (HET) untuk beberapa komoditas pangan strategis, seperti beras, gula pasir, minyak goreng, daging ayam, dan daging sapi beku.

Nah, untuk meminimalkan aksi oknum atau pengusaha dalam menaikkan harga secara berlebihan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menempatkan staf di daerah-daerah yang menjadi pantauan inflasi Badan Pusat Statistik (BPS).

Menurut Enggartiasto, staf Kemendag bersama jajaran dinas perdagangan setempat akan memantau pasar dan stabilias harga pangan setiap hari. Pihaknya juga akan melakukan upaya lain untuk menjaga harga pangan melalui operasi pasar untuk beberapa komoditas, seperti beras dan daging.

Momen setahun sekali

Kondisi kenaikan harga komoditas pangan jelang Lebaran pun menjadi anomali di tengah informasi bahwa stok semua kebutuhan komoditas pangan mencukupi, bahkan surplus.

Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan, naiknya harga beberapa komoditas jelang Lebaran terjadi karena momentum Idul Fitri setahun sekali.

"Stigma ini sudah menempel di masyarakat. Setiap Lebaran, bahan pokok pasti naik. Jadi, ini alasannya gejolak momentum saja. Mungkin pedagang ada yang mau bayar tunjangan hari raya (THR)," ucap Arief seperti dimuat Wartakota.com, Kamis (7/6/2018).

Dalam hal ini, dia meminta agar pedagang tetap wajar dalam menaikkan harga pangan.

Hal senada juga diutarakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno ketika mengadakan inspeksi mendadak atau sidak ke Pasar Senen, Jakarta, Senin (11/6/2018). Sandiaga mengatakan, masih ada pedagang yang sengaja menaikkan harga jelang Lebaran dengan alasan momen setahun sekali.

Mereka ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk meraih untung lebih besar dari hari biasa. Sandiaga pun berjanji bahwa Pemerintah Provinsi DKI akan menggelar bazar murah jika pedagang menaikkan harga secara signifikan.

"Kemarin kan kami tahan karena tak ingin pedagang rugi selama periode ini. Namun, kalau pedagang tidak bisa bekerja sama, kami akan punya mekanisme bekerja sama dengan Bulog dengan melakukan bazar murah," ujar Sandiaga.

Kata Amran, pihaknya bahkan akan mencabut izin perdagang yang tetap bandel menaikkan harga pada masa tersebut, terutama untuk komoditas hasil produksi dari Kementerian Pertanian (Kementan).

"Kalau ada yang menaikkan harga yang hubungannya dengan Kementan, khususnya bawang putih dan daging, akan kami cabut izinnya sehingga tidak bisa lagi berbisnis di sektor pertanian," ujar Amran, Senin (21/5/2018).

Tak cuma soal menaikkan harga, aksi menimbun bahan pangan untuk mendapat keuntungan jelang Lebaran 2018 juga akan mendapatkan tindakan tegas dari pihak kepolisaian.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengungkapkan, total sudah 495 orang yang ditangkap karena diduga terlibat mafia pangan. Lebih dari 390 orang di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.

"Mudah-mudahan ini bisa menekan niat mereka memainkan komoditas pangan," kata mantan Kapolda Metro Jaya ini, Rabu (6/6/2018).

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/06/11/202000226/melawan-kenaikan-harga-pangan-jelang-lebaran-

Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke