Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ancaman Baru Trump untuk Produk China Senilai 200 Miliar Dollar AS

Pernyataan Trump ini semakin meningkatkan risiko perang dagang antara As dengan Beijing.

Dalam pernyataannya, Trump mengatakan pihaknya telah meminta US Trade Representative Robert Lighthizer untuk mengidentifikasi produk-produk apa sajakah yang akan dikenakan tarif.

Menurutnya, keputusan ini diambil sebagai balasan atas keputusan China untuk meningkatkan tarif atas 50 miliar dollar AS produk Amerika.

(Baca: China Balas Ancam Berlakukan Tarif Produk Energi dari Amerika Serikat)

"Setelah proses hukum terselesaikan, seluruh kebijakan tarif ini akan berdampak kepada China jika mereka menolak untuk merubah pola-pola perdagangannya, dan juga jika mereka kukuh untuk tetap memberlakukan kebijakan tarif yang telah mereka umumkan sebelumnya," ujar Trump dikutip melalui Reuters.

Lighthizer mengatakan dalam pernyataannya, pihaknya sedah mempersiapkan rencana tarif dan mereka juga akan melakukan proses yang sama dengan kebijakan tarif sebelumnya, yaitu melalui proses pengumpulan pendapat publik, dengar pendapat publik, dan beberapa revisi.

Namun, dirinya tidak mengatakan kapan daftar target produk China yang akan dikenai tarif dikeluarkan.

Siap serang

Amerika dan China nampaknya kian kukuh untuk saling berhadapan satu sama lain dalam sebuah perang dagang setelah keduanya gagal menjalankan negosiasi untuk menyelesaikan keluhan AS mengenai kebijakan industri China, dan minimnya akses untuk memasuki pasar China, serta defisit perdagangan antara AS dengan China yang mencapai 375 miliar dollar AS.

Pada Jumat (15/6/2018) lalu, Trump telah memberlakukan tarif impor sebesar 25 persen untuk 50 miliar dollar AS produk China, yang mendorong China membalas dengan perlakuan serupa.

"China nampaknya tidak memiliki niatan untuk merubah praktik industrinya yang tidak adil terkait proses akuisisi properti intelektual dan teknologi Amerika. Aluh-alih mengubah praktik-praktik tersebut, China justru mengancam perusahaan-perusahaan, pekerja, dan petani Amerika Serikat yang tidak bersalah," ujar dia.

Trump menambahkan, jika China memutuskan untuk kembali meningkatkan tarif impor untuk merespon kebijakan terbaru AS ini, pihaknya akan kembali memberikan tarif tambahan untuk 200 miliar dollar AS produk China lainnya.

(Baca: IMF: Mendung yang Menggelayuti Ekonomi Dunia Semakin Gelap)

Juru bicara US Trade Representative mengatakan, daftar baru produk China senilai 200 miliar dollar AS yang ditargetkan akan dikenai tarif impor sebesar 10 persen ini akan menggantikan daftar produk senilai 100 miliar dollar AS yang sebelumnya oleh Trump diminta untuk dipersiapkan pada awal April lalu untuk merespon kebijakan tarif China.

Meskipun Trump mengatakan pihaknya berhubungan baik dengan Presiden Xi Jinping dan akan terus bekerja sama dalam beberapa isu, namun di sisi lain Trump juga mengatakan, AS tidak lagi akan mengambil keuntungan dari proses perdagangan dengan China dan negara-negara lain di dunia.

Seorang peneliti China di American Enterprice Institue mengatakan, China tidak akan membalas kebijakan tarif Trump kali ini dengan kebijakaan tarif yang sama karena tahun lalu, China hanya mengimpor sejumlah 130 miliar dollar AS produk Amerika.

(Baca: Pasar Khawatirkan Perang Dagang, Pasar Saham AS Ditutup Variatif)

China diproyeksikan akan membalas kebijakan tarif kali ini dengan mencari celah untuk menghukum perusahaan-perusahaan AS yang beroperasi di China.

Selain itu, dirinya menambahkan, China tidak akan merespon kebijakan tarif dengan merubah kebijakan industrinya.

"Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, China hanya akan merubah recana industrinya jika langkah yang dilakukan oleh AS dapat memberikan dampak jangka panjang yang akan mengancam masuknya investasi asing. Bukan sekadar pengumuman," kata dia.


https://ekonomi.kompas.com/read/2018/06/19/123600826/ancaman-baru-trump-untuk-produk-china-senilai-200-miliar-dollar-as

Terkini Lainnya

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke