Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Larangan Terbang ke Eropa Dicabut, Maskapai Indonesia Bersiap

Pihak maskapai penerbangan dalam negeri menyambut baik keputusan tersebut. Misalnya Lion Air yang bakal memanfaatkan momentum ini sebaik mungkin. Managing Director Lion Air Group Daniel Putut mengatakan, setelah menganalisa pasar Eropa, pihaknya segera melakukan evaluasi.

Lion Air juga akan menggandeng agen-agen di Eropa.

“Evaluasi akan menentukan untung tidaknya membuka rute ke Eropa ini,” katanya, Rabu (20/6/2018).

Lion Air Group saat ini sudah memiliki tiga pesawat berbadan lebar atau wide body. Ketiga pesawat itu terdiri dari dua unit Airbus A330 yang ditempatkan di Indonesia dan Thailand, serta satu unit Boeing 747 (jumbo jet) di Indonesia. 

Menurut Daniel, Lion Air Group perlu mempersiapkan beberapa hal untuk membuka rute ke Eropa. Yaitu mengenai perjanjian bilateral dan dukungan pemerintah.

“Target penumpang sekitar 300.000,” sebutnya.

Setali tiga uang dengan Sriwijaya Air Group yang juga masih melihat peluang pembukaan rute baru ke Uni Eropa pasca pencabutan larangan terbang. Corporate Communication Sriwijaya Air Group Agus Soedjono  menyampaikan kemungkinan rencana ekspansi Sriwijaya Air  membuka rute ke Eropa.

Namun menurut dia, pihaknya perlu melakukan berbagai persiapan. Mulai dari sumber daya manusia seperti pilot, pramugari, serta armada berbadan lebar atau wide body. Lalu juga infrastruktur pendukung, sampai potensi pasar.

“Kami harus menghitung banyak aspek untuk untuk hal ini dan banyak yang harus kami pertimbangkan,” katanya, Rabu (20/6/2018).

Sampai saat ini, Sriwijaya Air Group belum mulai mengkaji terkait rencana ekspansi rute Jakarta-Eropa. Namun, Agus senang Eropa menghapus larangan terbang semua maskapai penerbangan Indonesia ke wilayah itu.

Pihak Sriwijaya Air juga turut memberikan presentasi terkait keselamatan penerbangan di Komite Keselamatan Penerbangan atau Air Safety Committee pada bulan puasa kemarin.

Garuda Indonesia juga masih mengkaji rencana pembukaan rute penerbangan baru ke Bandara Charles de Gaulle Paris, Perancis. Harapannya, penambahan rute itu bisa terealisasi pada tahun depan.

"Kami berharap  tepatnya Maret 2019. Salah satu yang kami kaji untuk satu kota tambahan lagi di Eropa adalah Prancis,”  ujar Direktur Utama PT Garudah Indonesia Tbk Pahala Nugraha Mansury.

Sebelumnya, dalam keterangan yang diunggah Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Komisi Eropa telah menerbitkan Daftar Keselamatan Penerbangan Uni Eropa terbaru. Yaitu daftar maskapai penerbangan yang tidak memenuhi standar keselamatan internasional, sehingga dilarang beroperasi di wilayah udara Uni Eropa. 

Semua maskapai penerbangan Indonesia yang tersertifikasi telah bebas dari larangan itu karena ada perbaikan aspek keselamatan penerbangan.

Pada tahun 2007, semua maskapai penerbangan Indonesia masuk ke Daftar Keselamatan Penerbangan Uni Eropa. Kini maskapai  nasional seperti Garuda Indonesia, Air Asia, Citilink, Lion Air, dan Batik Air dihapus dari daftar tersebut.

Pembaruan Daftar Keselamatan Penerbangan Uni Eropa merupakan hasil pendapat para ahli keselamatan penerbangan negara anggota Uni Eropa. Mereka telah menggelar pertemuan pada tanggal 29 Mei sampai 31 Mei 2018 kemarin. (Ferrika Sari, Ika Puspitasari)

Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Maskapai mengkaji rute baru ke Eropa   

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/06/21/141556026/larangan-terbang-ke-eropa-dicabut-maskapai-indonesia-bersiap

Terkini Lainnya

Tak Hanya Pendapatan Daerah, Smelter Nikel di Morowali Tumbuhkan Usaha Masyarakat Sekitar

Tak Hanya Pendapatan Daerah, Smelter Nikel di Morowali Tumbuhkan Usaha Masyarakat Sekitar

Whats New
IHSG Ditutup Naik Tembus Level 6.200, Rupiah Menguat Jauhi Rp 16.000

IHSG Ditutup Naik Tembus Level 6.200, Rupiah Menguat Jauhi Rp 16.000

Whats New
Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

Whats New
OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

Whats New
Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Whats New
Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Whats New
Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Whats New
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Work Smart
J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

Whats New
Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Whats New
Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Whats New
Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Whats New
Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Whats New
Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Whats New
Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke