Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Industri Otomotif Global: Kebijakan Tarif AS Pangkas Ratusan Ribu Lapangan Kerja

Perusahaan-perusahaan tersebut beranggapan, penerapan tarif impor untuk kendaraan akan berdampak pada hilangnya lapangan kerja di sektor-sektor otomotif, peningkatan harga kendaraan yang cukup tajam, dan ancaman peningkatan biaya industri pada produksi produk self-driving car.

Kelompok perusahaan otomotif Association of Global Automakaers yang beranggotakan Toyota Motor, Volkswagen, BMW, dan Hyundai Motor mengatakan, penerapan tarif tidak hanya mengancam industri otomotif saja, tetapi juga konsumen.

Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat (AS) telah melakukan investigasi mengenai kemungkinan ancaman terhadap keamanan nasional oleh produsen-produsen otomotif asing. Presiden Donald Trump pun telah menegaskan berulangkali bahwa tarif impor untuk produk otomotif impor perlu untuk segera diberlakukan.

"Ancaman terbesar dari industri otomotif AS saat ini adalah kemungkinan pemerintah akan mengenakan bea impor selepas proses investigasi ini," sebut asosiasi perusahaan otomotif asing ini dalam keterangan tertulisnya.

Menurut mereka, penerapan bea impor ini dapat meningkatkan harga kendaraan otomotif yang akan memberatkan konsumen AS serta membatasi pilihan mereka. Sehingga, penjualan produk akan megalami tekanan, begitu pula dengan produksi otomotif di wilayah AS.

"Bukannya menambah lapangan kerja, penerapan tarid ini akan berimbas pada hilangnya ratusan ribu kesempata kerja di AS yang terkait dengan produksi dan penjualan mobil, SUV truk, serta auto part," tambah mereka.

Sebelumnya, pada Jumat (25/6/2018) lalu Trump sempat mengancam akan memberlakukan bea impor sebesar 20 persen untuk seluruh produk mobil dan kendaraan otomotif lain yang dirakit oleh negara-negara Uni Eropa. Pada Selasa (26/6/2018) lalu, Trump mengatakan, kebijakan tarif ini akan segera diberlakukan.

Asosiasi Lain

Selain itu, perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Alliance of Automobile Manufatufacturers seperti General Motors, Ford Motor, Daimler, dan Toyota dalam kesempatan terpisah mendesak agar penerapan tarif ini tidak dilanjutkan.

"Kami menganggap penerapan tarif untuk kendaraan dan koponen kendaraan ini akan memberikan dampak berupa ancaman terhadap kondisi ekonomi AS serta mengancam kondisi keamanan nasional kita," tulis aliansi ini dalam keterangan tertulisnya.

Mereka beranggapan penerapan bea impor sebagai sebuah kesalahan, dan pemaksaan untuk menerapkan tarif akan berbahaya terhadap kondisi ekonomi saat ini serta memberi kesempatan kepada negara lain untuk melindungi pasar lokal mereka dari kompetisi global.

Aliansi ini juga beranggapan, melalui hasil analisis mereka pada tahun 2017, penerapan tarif sebesar 25 persen untuk produk kendaraan impor akan meningkatkan rata-rata harga hingga 5.800 dollar AS yang juga akan meningkatkan biaya konsumen AS hingga 45 miliar dollar AS per tahun.

Selain itu, hasil studi Peterson Institute for International Economics juga menunjukkan, biaya yang harus dibayarkan oleh AS melalui kebijakan tarif ini adalah kehilangan sebanyak 195.000 lapangan kerja bahkan hingga 624.000 lapangan kerja, jika negara-negara lain juga turut andil dalam penerapan kebijakan yang sama.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/06/28/073700026/industri-otomotif-global--kebijakan-tarif-as-pangkas-ratusan-ribu-lapangan

Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke