Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Cuma Rupiah, Mata Uang Negara Lain Juga Terimbas Perang Dagang

JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring dengan eskalasi ketegangan antara AS dan China yang memunculkan potensi perang dagang, yuan China terus melemah terhadap dollar AS.

Pelemahan ini pun memicu negara-negara Asia lain yang memiliki hubungan dagang dengan China mengalami tekanan mata uang yang cukup tajam, termasuk Indonesia.

Data Nasdaq menunjukkan, sejak akhir 2017 hingga perdagangan terakhir kemarin Kamis (28/6/2018), yuan telah melemah 1,67 persen dari 6,5069 yuan per dollar AS menjadi 6,607 yuan per dollar AS.

Mata uang dengan ketergantungan ekspor tnggi seperti won Korea Selatan dan dollar Taiwan masing-masing telah melemah sebesar 4,52 persen dan 2,25 persen dari akhir tahun lalu.

(Baca: Dollar AS Bakal Terus Menguat Hingga Akhir Tahun Ini)

Mata uang Korea Selatan menunjukkan pelemahan dari 1070,5 won per dollar AS menjadi 1121,2 won per dollar AS.

Sedangkan, mata uang Taiwan melemah dari 29,84 dollar Taiwan per dollar AS menjadi 30,53 dollar Taiwan per dollar AS.

"Saya pikir saat ini sentimen terhadap pasar Asia masih lemah, dana-dana asing akan terus keluar, baik dari pasar saham maupun pasar obligasi Asia. Dan inilah yang akan menjadi pemicu utama terus melemahnya harga-harga aset di Asia," ujar Head of Asia Research ANZ Bank Khoon Goh.

Terparah

Rupiah dan rupee India adalah dua mata uang yang terdepresiasi cukup dalam lantaran perang dagang kali ini.

Rupiah sendiri telah anjlok 5,01 persen sejak akhir 2017 lalu, dari Rp 13.565 menjadi Rp 14.280 pada sesi perdagangan kemarin.

Pelemahan rupiah terhadap penguatan dollar AS kali ini adalah yang terparah sejak Oktober 2015 lalu.

Bahkan, rupiah didapuk menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terburuk ketiga berdasarkan data ANZ yang dirilis pada hari Kamis lalu.

(Baca: Moodys: Indonesia Salah Satu Negara yang Terdampak Penguatan Dollar AS)

Goh menjelaskan, keterpurukan rupiah terjadi lantaran banyaknya dana yang masuk ke Indonesia selama 2017 hingga awal 2018, yang kemudian berbondong-bondong keluar akibat adanya perubahan posisi fundamental ekonomi Indonesia.

Sementara rupee India, telah melemah hingga 7,32 persen (year to date/ytd) dari 63,87 rupee per dollar AS menjadi 68,91 rupee per dollar AS.

Bahkan, rupee sempat menyentuh harga terendahnya di 69,09 pada sesi perdagangan hari ini.

Kondisi keuangan dan inflasi yang terjadi di India telah menekan rupee akibat ketergantungan defisit neraca berjalan terhadap harga minyak dunia.

Pada penutupan perdagangan Rabu lalu, Brent sendiri telah meningkat hingga 25 persen dari harga perdagangan terakhir di Februari lalu.

Pergerakan mata uang negara-negara di Asia terhadap dollar AS sejak akhir 2017 hingga 2018 (ytd):

1. Yen Jepang dari 110,280 menjadi  112,67 (+2,17)

2. Dollar Sing dari 1,369 menjadi 1,3373 (-2,28)

3. Dollar Taiwan dari 30,535 menjadi 29,848 (-2,25)

4. Won Korea dari 1.121,200 menjadi 1.070,50 (-4,52)

5. Baht dari 33,060 menjadi 32,58 (-1,45)

6. Peso dari 53,529 menjadi 49,977 (-6,64)

7. Rupiah dari 14.280 menjadi 13.565 (-5,01)

8. Rupee dari 68,913 menjadi 63,87 (-7,32)

9. Ringgit dari 4,037 menjadi 4,0440 (+0,17)

10. Yuan dari 6,617 menjadi 6,5069 (-1,67)

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/06/29/133849526/tak-cuma-rupiah-mata-uang-negara-lain-juga-terimbas-perang-dagang

Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke