Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IPO, Saham IPCC Dijual Rp 1.640 per Lembar

JAKARTA,  KOMPAS.COM - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) secara resmi menetapkan harga penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada sahamnya.

Dalam IPO tersebut, saham IPCC ditawarkan dengan harga Rp 1.640 per lembar saham.

Adapun jumlah saham yang ditawarkan mencapai 509.147.700 lembar saham dengan free  float 28 persen dari jumlah saham.

Kemudian, dengan nilai kapitalisasi saham sebesar Rp 2,98 triliun, jumlah yang akan diterima IPCC dari IPO tersebut sebesar Rp 835 miliar.

"Sebesar 50 persen dana IPO akan digunakan untuk belanja modal. Sebesar 25 persen untuk pembayaran kontrak sewa lahan jangka panjang di Jakarta Utara dan 25 persen sisanya untuk modal kerja," ujar Direktur Utama IPCC Chiefy Adi Kusmargono dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/7/2018).

Sementara itu, masa penawaran perdana saham IPCC sudah dilakukan sejak hari ini hingga 3 Juli 2018 esok.

Saham perusahaan bidang bongkar muat kendaraan dari dan ke kapal ini akan dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2018. 

Untuk itu, IPCC telah menunjuk dua perusahaan sebagai penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Bahana Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Sedangkan RHB akan bertindak sebagai Agen Penjual Internasional.

Di sisi lain, Adi yakin dan optimis terhadap IPO IPCC tersebut. Hal itu mengacu pada hasil roadshow yang dilakukan sejak 23 Mei hingga 22 Juni 2018.

"Tidak kurang dari 60 investor institusi telah ditemui oleh Manajemen Perseroan selama periode roadshow baik investor dalam negeri maupun luar negeri seperti di Singapura, Malaysia, Thailand, Hong Kong , Korea Selatan dan Inggris," ujar Adi.

Sebagai informasi, IPCC merupakan anak usaha PT Pelindo II (Persero) yang bergerak pada bidang jasa pelayanan terminal kendaraan.

IPCC menyediakan terminal yang disiapkan tak hanya untuk mobil, melainkan alat berat, truk, bus, dan suku cadang.

Baca  juga: Anak Usaha Pelindo II Berencana IPO pada Semester I 2018

Perseroan mengelola lahan seluas 31 hektar dengan kapasitas 700.000 unit kendaraan per tahun.

Pada 2022 mendatang IPCC menargetkan menambah lahas seluas 89,5 hektar dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan.

Dengan begitu, perseroan diproyeksikan menjadi pengelola terminal mobil terbesar ke-5 di dunia.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/03/090832126/ipo-saham-ipcc-dijual-rp-1640-per-lembar

Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke