Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Geliat UMKM dan Era Disrupsi

BERINOVASI atau tertinggal. Mungkin kalimat tersebut relevan di era disrupsi saat ini. Tak terkecuali bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Seperti kita tahu, era disrupsi  ditandai dengan hadirnya berbagai inovasi, teknologi, platform, dan model bisnis baru. Kita melihat, misalnya, bagaimana WhatsApp menjadi penantang operator telekomunikasi dengan meluncurkan layanan pesan dan telepon gratis.

Lalu, kehadiran Fintech secara perlahan mulai menggerus bisnis perbankan konvensional. Di lain sisi, perusahaan seperti Gojek dan Grab juga "menghisap darah" operator layanan taksi dengan menawarkan model bisnis berbagi (sharing business model).

Saat ini, hampir semua perusahaan besar atau giant company mulai keluar dari zona nyamannya masing-masing agar tidak terlibas zaman. Mereka kembali meracik dan mengotak-atik bisnis modelnya dan membuat terobosan-terobosan baru agar bisa tetap relevan dengan perkembangan zaman.

Bahkan, ada juga perusahaan yang berani mengirimkan atau merekrut sumber daya manausia (SDM) lasung ke Sillicon Valley, berharap "terciprat" ide kreatif.

Nah, menariknya, bagi sektor UMKM, era disruptif justru tidak menjadi momok yang menakutkan. Era ini malah membuka peluang-peluang besar bagi UMKM bisa naik kelas.

Lihat saja bagaimana perusahaan rintisan inovatif ramai-ramai menggandeng dan memberdayakan para UMKM.

Dengan kehadiran pemain marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak, atau Shopee, masalah pemasaran yang dulunya jadi momok besar para pelaku UMKM terminimalisasi.

Kini, cukup me-listing produknya di situs-situs tersebut, produk UMKM dapat dengan mudah ditemukan para konsumen kapan pun dan di mana pun, tanpa terkendala oleh jarak dan waktu.

Survei Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menjelaskan, era disrupsi telah banyak membantu UMKM. Munculnya perusahaan teknologi seperti Go-Jek, telah memberikan dampak yang luas bagi peningkatan omzet UMKM.  

Dalam surveinya, LD FEB UI memaparkan kontribusi Go-Jek sebesar Rp 9,9 triliun per tahun terhadap perekonomian Indonesia. Nilai tersebut didapatkan dari kontribusi penghasilan mitra pengemudi Gojek sebesar Rp 8,2 triliun dan melalui mitra UMKM sebesar Rp 1,7 triliun setiap tahunnya.

LD FEB UI memperkirakan masih terdapat tambahan Rp 138,6 miliar per bulan yang masuk ke ekonomi nasional semenjak mitra UMKM bergabung dengan Go-Food.

Pisang Goreng Madu Bu Nanik milik ibu Nanik Soelistiowati, menjadi salah satu contoh nyata bagaimana usaha rumahan yang kemudian skala bisnisnya naik berkali-kali lipat setelah bergabung sebagai merchant Go-Food.

Dalam pemberitaan di banyak media, ibu Nanik bercerita bagaimana awalnya hanya mampu menjual puluhan hingga ratusan pisang, lambat laun penjualannya mencapai angka ribuan.

Era disrupsi saat ini telah melahirkan perusahaan-perusahaan inovatif yang siap membantu UMKM menangkis kendala akses pasar.

Sementara itu, kehadiran perusahaan seperti Perum Jamkrindo berperan penting membantu UMKM mengakses permodalan ke lembaga keuangan, baik bank maupun non-bank, sekaligus menjadi pemain penting untuk menyelesaikan kendala kesulitan permodalan.  

Sudah jadi rahasia umum bahwa akses dan permodalan merupakan kendala utama UMKM bisa naik kelas, di luar tantangan kapasitas SDM dan juga kualitas produk yang memang perlu diperhatikan.

Kini, dengan semakin berkembangnya era teknologi, dengan kemajuan internet, sudah jadi kewajiban bagi para UMKM untuk memanfaatkan momentum tersebut dengan menjadi UMKM "Go Online".

Namun, perlu digarisbawahi, semarak go digital ini mesti disikapi juga dengan penuh kehati-hatian dan pola mitigasi risiko yang baik. Prinsip know your customers, misalnya, harus menjadi mindset terdepan.

Bagaimana pun, era digital juga menciptakan kejahatan-kejahatan baru berkedok online. Banyak cerita-cerita pedagang tertipu oleh konsumen dengan beragam modus kejahatan, seperti menunjukkan bukti transfer palsu atau konsumen fiktif.  

Satu lagi yang harus diingat, akses informasi konsumen terhadap produk juga telah semakin mudah. Konsumen mudah membandingkan satu produk dengan produk lainnya hanya dengan berbekal perangkat mobile .

Dari situ, ekspektasi atas kualitas produk semakin tinggi. Karenanya, untuk bisa bersaing dan memperoleh keunggulan di era disrupsi ini, UMKM dituntut punya kualitas produk dan kapabilitas SDM memadai.

Apa yang terjadi di Amerika Serikat bisa dijadikan pembelajaran UMKM di Indonesia.

Meskipun era disrupsi menciptakan lawan besar yang siap mematikan bisnis UMKM seketika, UMKM dapat bertahan dengan kejeliannya memetakan kekuatan lawan dan kekuatan diri sendiri.

Beberapa toko buku lokal kecil di Amerika Serikat sukses bertahan dengan melakukan strategi tepat. Sadar tidak bisa bersaing dari sisi harga dengan Amazon, beberapa toko buku di sana memilih mengkhususkan diri di area tertentu, seperti buku seni, literatur dan puisi Latino, atau komik dan novel grafis.

Mereka menciptakan ruang fisik indah yang menyenangkan sembari fokus membangun komunitas yang memungkinkan pembaca untuk terhubung dengan penulis.

Intinya, jangan sekali-kali terlibat dalam peperangan yang memang sukar dimenangkan. Janganlah melawan perusahaan raksasa, tetapi bersinergilah dengan mereka, atau temukan "air tenang" di mana tidak banyak orang lain berenang di sana.

Berani ikut menunggang gelombang era disrupsi menuju kejayaan?

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/04/161334926/geliat-umkm-dan-era-disrupsi

Terkini Lainnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke