Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengusaha Keluhkan Tak Ada Transisi Sebelum Penerapan OSS

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengusaha disebut khawatir terhadap ketidakpastian pada penerapan pelayanan perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik atau Online Single Submission (OSS).

Kekhawatiran disebabkan tak adanya masa transisi untuk penerapan OSS dari mekanisme terdahulu yang harus melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk mengajukan izin usaha.

"Hal yang jadi tantangan bagi kami kan tidak ada transisi. Web OSS dicek juga begitu, padahal situasi sekarang ini sedang butuh devisa dari ekspor, FDI (Foreign Direct Investment), dan pariwisata," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani saat acara halal bihalal di kantor Apindo, Kamis (5/7/2018) malam.

Para pengusaha umumnya menyambut baik sekaligus optimistis terhadap pelaksanaan OSS oleh pemerintah sebagai jawaban terhadap kerumitan proses perizinan berusaha selama ini.

Namun, ia melanjutkan, tidak sedikit juga yang ragu karena melihat berbagai hal, salah satunya tidak ada masa transisi.

Terlebih, saat ini layanan perizinan berusaha sudah tidak dapat diproses di BKPM karena aturan untuk OSS telah diterapkan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2018. PP itu ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 21 Juni dan langsung berlaku sejak tanggal diundangkannya.

"Perkaranya, investor yang mau lakukan investasi terus bagaimana? Kita sama-sama tahu bahwa di Kemenko (Perekonomian) sendiri sumber daya yang akan mengerjakan siapa di sana, kan harus ada yang mengerjakan," ujar Hariyadi.

Secara garis besar, pengusaha mengapresiasi kehadiran OSS namun khawatir terhadap pelaksanaan pada tahap awalnya.

Menurut Hariyadi, masa transisi tetap penting agar masalah yang timbul dari pelaksanaan awal bisa segera ditangani dan tidak menghambat proses berusaha.

Belum beroperasi

Kompas.com mengecek laman OSS yang dikeluarkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yakni oss.go.id, pada Kamis malam.

Namun, di laman tersebut belum bisa memproses perizinan berusaha dan hanya ada tampilan muka berikut dua nomor call center untuk OSS Business Process.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution sebelumnya mengatakan bahwa laman OSS akan aktif dan bisa melayani setelah diluncurkan Presiden. Rencananya, Presiden akan meluncurkan layanan OSS dalam pekan ini.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/05/203544726/pengusaha-keluhkan-tak-ada-transisi-sebelum-penerapan-oss

Terkini Lainnya

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Startup Studio Indonesia, Ini Syaratnya

Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Startup Studio Indonesia, Ini Syaratnya

Whats New
41 PSN Senilai Rp 544 Triliun Dikebut Rampung 2024, Ini Kendala Pembangunannya

41 PSN Senilai Rp 544 Triliun Dikebut Rampung 2024, Ini Kendala Pembangunannya

Whats New
Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

Bangun Smelter, Tahun Ini ADMR Alokasikan Capex hingga 250 Juta Dollar AS

Whats New
Simak, 6 Tips Menjaga 'Work Life Balance'

Simak, 6 Tips Menjaga "Work Life Balance"

Work Smart
Haji Khusus dan Haji Furoda, Apa Bedanya?

Haji Khusus dan Haji Furoda, Apa Bedanya?

Whats New
Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal

Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal

Whats New
AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

Whats New
Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Whats New
Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Whats New
Kinerja 'Paylater Multifinance' Tetap 'Moncer' di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Kinerja "Paylater Multifinance" Tetap "Moncer" di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Whats New
Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke