Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kebijakan Tarif Perdagangan Trump Gerus Pertumbuhan Ekonomi China

Indeks saham acuan Shanghai SSEC terjun sekitar 22 persen sejak Januari 2018, ketika tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump untuk solar panel pertama kali diumumkan.

Indeks sahamnya kembali turun 9 persen sejak 19 Juni, ketika Trump menguraikan rencananya untuk pajak impor Cina lebih besar dari yang mulanya diusulkan.

Tarif untuk impor Cina senilai 3 miliar dollar AS dimulai pada Jumat (6/7/2018) kemarin. Beijing tidak punya pilihan selain membalasnya dengan mengenakan pajak jumlah yang sama dari barang-barang AS yang masuk ke China.

Sementara itu, Trump menyatakan tarif AS untuk barang Cina senilai 16 miliar dollar AS lainnya akan diberlakukan dalam dua minggu.

Momok risiko perang perdagangan besar-besaran itu menenggelamkan pasar China lebih dalam.

Sebagaimana dikutip Reuters, penasihat bank sentral China, Ma Jun mengatakan, tarif AS senilai 50 miliar dollar terhadap barang China akan mencukur 0,2 poin persentase dari pertumbuhan Cina.

Para ekonom pasar memperkirakan bahwa setiap 100 miliar dollar AS impor yang dipengaruhi tarif tersebut akan mengambil sekitar 0,5 persen dari perdagangan global.

Hal ini telah berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi China pada 2018 sebesar 0,1-0,3 poin persentase. Angkanya sedikit lebih rendah dari pertumbuhan AS.

"Semakin besar ukurannya (impor menghadapi tarif), semakin besar potensi dampak GDP lebih besar dari ekstrapolasi linier akan mengusulkan," kata Aidan Yao, ekonom senior di AXA Investment Managers di Hong Kong.

Adapun efek lainnya berdampak pada kepercayaan investasi dan rantai pasokan global. Mengingat ketidakpastian atas sengketa perdagangan, analis sekuritas di China menyarankan investor harus menjual saham dan memegang uang tunai.

Menurut Samuel Chien, partner Shanghai BoomTrend Investment Management Co, level dasar dari pergerakan saham sama sekali tak terlihat.

"Anda mencari faktor fundamental maupun psikologi pasar, tidak ada yang cerah. Perang dagang China-AS akan memiliki dampak negatif yang serius pada ekonomi China," kata Chien.

Dia khawatir indeks perdagangan Shanghai yang sekarang di posisi di 2.747 poin, bisa berkurang seperempat dari nilainya menjadi ke level 2.000 dalam 6 sampai 12 bulan ke depan.

Meskipun pasar saham AS lebih stabil daripada China dalam bulan-bulan terakhir ini akibat meningkatnya tensi perdagangan, analis memperingatkan agar tidak memangkas kapasitas Beijing untuk membalas.

Para analis mengatakan bahwa Beijing bisa saja tiba-tiba membuat perusahaan AS kesulitan beroperasi di China, baik itu dalam kaitannya mendapatkan kontrak, lisensi atau persetujuan pengaturan.

Jika konsumen China yang patriotik juga dibebaskan, pemboikotan barang-barang Amerika bisa menyusul.

Hal yang paling mengancam yang bisa dilakukan Beijing yakni melepas besar-besaran surat utang Pemerintah AS yang dipegang China.

"Tongkat besar China adalah pasar obligasi," kata Stephen Innes, kepala perdagangan APAC di OANDA di Singapura. Dia mengatakan bahwa Beijing akan menggunakan strategi itu jika diperlukan.

Tindakan tersebut kemungkinan akan menaikkan biaya pinjaman pemerintah AS di mana juga akan merugikan kepemilikan sisa-sisa sekuritas China. Oleh karena itu, upaya tersebut merupakan jurus pamungkas dan hanya digunakan sebagai upaya terakhir.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/07/102635826/kebijakan-tarif-perdagangan-trump-gerus-pertumbuhan-ekonomi-china

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke