Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Serangan Virus Kuning pada Tanaman Cabai Bisa Dicegah

Jenis penyakit yang banyak dihadapi petani cabai di Indonesia adalah virus kuning (pepper yellow leaf curl) atau virus Gemini.

Virus tersebut terdeteksi ditemukan di sentra-sentra produksi utama cabai seperti Cianjur, Kediri, Blitar, Banyuwangi, dan beberapa sentra lain di Indonesia.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Prihasto Setyanto melihat sendiri serangan berat virus ini pada Maret 2018 di Kabupaten Kediri saat melakukan inspeksi lapangan dalam rangka pengawalan produksi aneka cabai menghadapi Idul Fitri 2018.

"Virus kuning menyerang kabupaten Kediri secara masif, lebih dari 80 persem dari 4.000 hektar tanaman cabai terserang virus ini yang berpengaruh terhadap provitas cabai rawit di wilayah ini,” ujar Prihasto Setyanto dalam pernyataan tertulis, Selasa (10/7/2018).

“Serangan virus ini diduga karena petani menggunakan benih varietas lokal yang sudah terserang virus kuning sebelumnya" tambahnya.

Produktivitas cabai anjlok

Menurut pengakuan Uden Suhendar, salah seorang anggota kelompok tani cabai Gede Harapan Desa Gekbrong, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, serangan virus kuning cukup meresahkan.

Gejalanya diawali dengan daun yang berubah warna lebih pucat, tulang daun memutih, lalu gejala berkembang menjadi warna kuning, bagian tulang daun menebal, dan daun mengeriting ke arah atas.

“Kalau sudah terserang virus ini, kami menjadi was-was karena terbukti cepat menyebar dan berdampak menurunnya produktivitas panen cabai,” ujarnya.

Pakar virus dari Universitas Sungkyun Kwan Profesor Sukchan Lee dan Pakar Entomologi khusus kutu kebul dari  Universitas Kyungbook, Korea Selatan Dr. Kyuongyeol sempat berkunjung ke sentra cabai di Kabupaten Cianjur, Sabtu (7/7/2018) lalu.

Mereka menjelaskan bahwa infeksi virus gemini menyebabkan daun cabai mengecil dan berwarna kuning terang.

Virus Gemini ditularkan oleh serangga vector jenis kutu putih atau kutu kebul (Bemisia tabaci).  Jika tanaman terserang pada umur muda, biasanya tanaman menjadi kerdil dan tidak berbuah.

“Virus ini memang tergolong bandel dan sulit dimatikan, sehingga tindakan paling tepat adalah melakukan upaya pencegahan,” kata Prof Sukchan Lee yang.

Pakar entomologi dari Badan Litbang Pertanian Dr. Rini Murtiningsih juga turut hadir pada acara pertemuan yg diikuti oleh puluhan petani cabe dan penyuluh dari 12 kecamatan sentra cabe di Cianjur.

Menurut Prof Sukchan, virus kuning di Indonesia cukup sulit dikendalikan. Namun demikian, pencegahan dan pengendalian penyakit kuning bisa dilakukan.

Pencegahan virus kuning pada tanaman cabai dilakukan dengan:

1. Penggunaan benih yang sehat dan tidak berasal dari pohon induk yang pernah terserang penyakit ini

2. Sanitasi lahan perlu dilakukan dengan membersihkan gulma sekitar tanaman

3. Penggunaan tanaman pembatas seperti jagung membantu mencegah masuknya serangga vektor ke areal lahan cabai

4. Penggunaan perangkap kuning di sekitar tanaman dapat mengurangi serangan vektor pembawa  virus kuning yaitu kutu kebul.

5. Mencabut dan memusnahkan tanaman yang terserang virus kuning agar tidak menular ke tanaman lain yang masih sehat, masih menjadi pilihan yang direkomendasikan.

Prof Suckchan juga tidak menampik peluang penggunaan pestisida sesuai anjuran untuk mengendalikan vektor penular virus.

Namun, ia menyarankan untuk tidak terus menerus dengan jenis bahan aktif yg sama supaya vektor tidak kebal.

Penelitian lanjutan

Prof Sukchan dan Dr. Kyuongyeoll  berencana melakukan penelitian lanjut terhadap fenomena virus kuning cabai di Indonesia.

”Targetnya, kami ingin menemukan formulasi terbaik menangani serangan virus kuning ini. Kami telah meminta ijin pihak otoritas Indonesia untuk mengambil sampel dan menelitinya lebih lanjut di instalasi laboratorium yang kami miliki” kata dia.

Dr. Rini yang bekerja pada Balai Penelitan Sayuran Lembang menyambut positif rencana kerja sama tersebut.


https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/10/133200826/serangan-virus-kuning-pada-tanaman-cabai-bisa-dicegah

Terkini Lainnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke