Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Penyebab Naiknya Harga Telur Ayam di Mata IKAPPI

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri menilai rendahnya produksi komoditas ayam petelur menjadi biang keladi mahalnya harga telur di pasaran.

"Yang pertama kalau bicara soal telur itu enggak bisa lepas dari ayam dan ayam ini sebenarnya bermasalah. Ujung pangkal persoalannya ada di ayam sebenarnya," terang Abdullah kepada Kompas.com, Senin (16/7/2018).

Persoalan pertama, kata Abdullah, ada pada pembatasan pembibitan dan kedua adalah pembatasan obat yang berujung pada produksi ayam melambat.

Jika biasanya dalam waktu tiga bulan ayam sudah besar dan bisa bertelur, dengan pembatasan obat tersebut harus menunggu hingga empat bulan.

"Ketiga adalah soal pakan. Pakan ini ada yang mengikuti dollar Amerika Serikat. Pelemahan rupiah sekarang ini membuat distribusi pakan jadi terganggu," imbuh Abdullah.

Para pedagang pasar pun diakui Abdullah kemudian mengeluhkan kondisi tersebut. Penjualan mereka pun diklaim turun selama seminggu terakhir.

"Selama seminggu ini penjualan telur ayam turun 30 persen di pasar-pasar. Konsumen beralih ke komoditas lainnya seperti ikan, tempe, dan tahu. Ketiganya naik 30 persen penjualannya," sebutnya.

Sebagai informasi, harga telur ayam ras negeri, di Pasar Pal Merah pada Jumat (13/7/2018), mencapai Rp 29.000.

Sementara di salah satu pasar modern di Ciledug, Tangerang, Minggu (15/7/2018), harga telur mencapai Rp 28.900 per kilogram.

Kenaikan harga telur ayam mencapai Rp 5.000 sampai Rp 7.000 per kilogram dari harga normal sekitar Rp 22.000 sampai Rp 24.000.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/16/171800126/ini-penyebab-naiknya-harga-telur-ayam-di-mata-ikappi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke