Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

INFOGRAFIK: Harga Telur "Babak Belur", Ada Apa?

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebutkan, salah satu penyebab kenaikan harga telur dan ayam karena masa libur panjang Lebaran 2018.

"Dari sisi supply ke pasar sampai ke konsumen terjadi pengurangan yang juga diakibatkan karena masa libur panjang. Ternyata para pekerja di peternakan mau cuti panjang," ujar Enggar, Senin (16/7/2018).

Menurut dia, kenaikan harga telur dan ayam terjadi sejak H-7 Lebaran 2018.

Selain itu, aktor cuaca ekstrem juga menyebabkan kenaikan harga telur dan daging ayam sehingga produktivitas para peternak ayam menurun.

Sementara, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri menilai, rendahnya produksi komoditas ayam petelur menjadi biang keladi mahalnya harga telur di pasaran.

Persoalan pertama, kata Abdullah, ada pada pembatasan pembibitan. Kedua, pembatasan obat yang berujung pada produksi ayam melambat.

Jika biasanya dalam waktu tiga bulan ayam sudah besar dan bisa bertelur, dengan pembatasan obat tersebut harus menunggu hingga empat bulan.

Ada lagi faktor penyebab lainnya. Apa saja? Berikut dirangkum Kompas.com dalam infografik di bawah ini:

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/17/132322026/infografik-harga-telur-babak-belur-ada-apa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke