Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Memang Kami Menyampaikan, Bank Asing Mungkin Lebih Diprioritaskan Dulu..."

"Untuk mendanai di skala besar memang di dollar ini kita kan lagi challenging ya. Memang kita menyampaikan, bahwa ya mungkin dikasih kesempatan yang bank asing dulu," ujar pria yang akrab disapa Tiko di Jakarta, Kamis (19/7/2018).

Menurut Tiko, bank dalam negeri kesulitan mencari dana besar untuk mendanai proses divestasi tersebut. Atas dasar itu, dia menilai bank asing lebih tepat membiayainya.

"Karena untuk bank lokal untuk mendapatkan dana funding dengan size besar itu dengan tenor seperti di zaman sekarang ini kita kan mencari funding-nya enggak mudah. Nah kalau sumbernya pakai dalam negeri nanti malah mengganggu kebutuhan dalam negerinya. Memang kami menyampaikan bahwa bank asing mungkin lebih diprioritaskan dulu," kata Tiko.

Sebelumnya, PT Indonesia Asahan Alumunium atau Inalum (Persero) akan menerima pinjaman dari 11 bank untuk mencaplok saham 51 persen di Freeport Indonesia. Total dana yang diperlukan untuk divestasi 51 persen saham Freeport adalah 3,85 miliar dollar AS atau setara Rp 55,44 triliun dengan perhitungan kurs Rp 14.400 per dollar AS.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin tak mengungkap detil berapa banyak yang akan dibantu pinjaman dari 11 bank tersebut. Dia hanya memastikan, untuk proses divestasi saham Freeport, pihaknya akan ikut mengandalkan dana dari holding BUMN pertambangan yang dipimpin oleh Inalum.

Dari total 3,85 miliar dollar AS itu, sebanyak 3,5 miliar dollar AS akan digunakan untuk mengambil Participating Interest (PI) Rio Tinto di PTFI yang kemudian dikonversi jadi saham. Sedangkan 350 juta dollar AS sisanya untuk mengambil 100 saham FCX (Freeport McMoran Incorporated) di PT Indocopper Investama yang memiliki 9,36 persen saham di PTFI.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/19/214000126/-memang-kami-menyampaikan-bank-asing-mungkin-lebih-diprioritaskan-dulu--

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke