Menurut Luhut, fundamental perekonomian Indonesia dan inflasi masih dalam kondisi baik.
"Ya biasa, tidak apa-apa. Tidak masalah, rupiah bagus kok," kata dia ketika ditemui di kantornya, Jakarta pada Jumat (20/7/2018).
Kendati bersikap positif, Luhut tetap menyoroti neraca transaksi berjalan Indonesia yang saat ini mengalami defisit.
Oleh karena itu, Luhut pun menargetkan untuk mendapatkan kenaikan penerimaan negara. Caranya adalah dengan mendorong penggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis Biodiesel 20 (B20).
Penggunaan B20 diyakini bisa membuat penerimaan negara mencapai 4 miliar dollar AS hingga 2019 mendatang.
"Kalau tahun ini bisa digunakan 500.000 ton biodiesel saja, bisa sampai 1 miliar dollar AS," imbuh Luhut.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo telah menyatakan siap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Dia bakal berkoordinasi dengan pemerintah untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan, termasuk dengan meningkatkan devisa dari pariwisata.
Perry juga akan mendorong pembiayaan infrastruktur oleh swasta.
Di sisi laim, BI juga tengah menyiapkan beberapa langkah tambahan, termasuk meningkatkan penggunaan fasilitas hedging alias lindung nilai dengan biaya lebih murah. BI juga bakal terus menerapkan kebijakan intervensi ganda, baik di pasar uang maupun SUN.
"Intervensi tersebut dilakukan secara terukur untuk menjaga stabilitas rupiah sesuai nilai fundamentalnya dan mekanisme pasar," tegas Perry.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/20/180800426/dollar-as-tembus-rp-14.500-menko-luhut-sebut-tidak-apa-apa