Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Kasihan yang Kerja Pagi-pagi Harus Antre Beli Tiket Dulu..."

Sebagai gantinya, penumpang menggunakan tiket kertas seharga Rp 3.000 untuk menaiki KRL.

Ikhwan (37), mengaku kaget ketika dirinya diminta petugas untuk membeli tiket kertas terlebih dahulu untuk masuk ke stasiun. Padahal, dirinya telah mempunyai tiket elektronik.

"Saya enggak tahu, tadi pas mau tap in sama petugas disuruh antre dulu buat beli tiket kertas," ujar dia saat ditemui Kompas.com di Stasiun Pondok Cina, Senin.

Ikhwan akhirnya diberi penjelasan oleh petugas bahwa saat ini PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sedang melakukan pembaharuan dan perbaikan sistem e-ticketing. Selama proses pembaharuan, PT KCI memberlakukan pembelian tiket kertas seharga Rp 3.000 untuk semua tujuan.

Namun, Ikhwan menyesali PT KCI tak memperbolehkan pembelian tiket pulang-pergi (PP).

"Repot juga kalau begini (tidak bisa beli tiket PP), nanti pas pulangnya harus antre lagi," kata Ikhwan.

Hal yang sama juga dirasakan Fatimah (48). Dia mengaku tak membaca berita bahwa hari ini tiket elektronik tak bisa digunakan.

"Baru tahu saya ini. Pas sampai stasiun kaget juga lihat ada antrean," ucap dia.

"Kasihan kalau yang kerja pagi-pagi harus antre beli tiket dulu, nanti bisa telat," kata Fatimah.

Berbeda dengan Ikhwan dan Fatimah, Kosasi (23) mengaku sudah mengetahui bahwa hari ini tiket elektronik tak bisa digunakan. Dia mengaku mengetahui hal tersebut dari media sosial.

"Saya sih tahu dari Twitter soal ini (penerapan sistem tiket kertas). Cuma lucu aja balik lagi kayak dulu," ujar Kosasi.

Kosasi pun menyesali petugas di stasiun tidak bisa memastikan kapan penerapan sistem tiket elektronik kembali bisa digunakan. Dia berharap PT KCI bisa cepat menyelsaikan permasalahan ini.

"Tadi saya tanya, tapi dia (petugas) bilangnya belum tahu. Kalau kayak gini terus di jam sibuk antreannya pasti panjang, kasihan penumpangnya," ucap dia.

Kendati menerapkan sistem tiket kertas, tak terlihat antrean panjang di Stasiun Pondok Cina. Kepadatan antrean di Stasiun Pondok Cina hanya sekitar 6-7 orang.

Sebab, di stasiun ini petugas memberlakukan loket tambahan. Sehingga, loket pembelian tiket kertas di stasiun ini berjumlah 4 loket.

Seperti diketahui, selama pembaharuan dan perbaikan sistem e-ticketing, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memberlakukan pembelian tiket kertas seharga Rp 3.000 untuk semua tujuan mulai Senin ini.

VP Komunikasi PT KCI Eva Chairunisa dalam keterangan tertulis Minggu (22/7/2018) menyatakan, transaksi dengan tiket kertas dimulai dari perjalanan kereta pertama hingga kereta terakhir.

Pengguna KRL, lanjut dia, dapat membeli tiket kertas di loket-loket yang tersedia di stasiun maupun pada petugas stasiun di luar loket.

"Satu tiket kertas hanya dapat digunakan satu orang pengguna KRL untuk satu kali perjalanan. Setelah tiket dibeli, tiket kertas perlu diperlihatkan kepada petugas untuk ditandai bahwa tiket tersebut telah terpakai dan selanjutnya disimpan sebagai tanda bukti perjalanan," kata dia. 

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/23/104051426/kasihan-yang-kerja-pagi-pagi-harus-antre-beli-tiket-dulu

Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke