Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Remehkan Cara Atur Uang Ala Ibu "Zaman Old"

Semua urusan keuangan dalam keluarga mampu dikelola dengan begitu baik. Mulai dari kebutuhan pangan, sandang, papan, hingga keinginan-keinginan lainnya mampu ia penuhi dan kelola dengan baik.

Ternyata, kebiasaan ini sudah ada sejak dahulu kala. Para ibu menerapkan cara jitu mereka dalam mengatur keuangan secara turun temurun.

Nah, sebagai kaum millennials dan kids zaman now, ada baiknya tak meremahkan cara ibu-ibu zaman old ini dalam mengatur uang.

Lalu, seperti ap acara para ibu zaman old ini dalam mengatur keuangan? Seperti dikutip dari Cermati.com, berikut cara mengatur keuangan ala ibu-ibu zaman old yang wajib ditiru.

1.  Hargai Tiap Keping Rupiah

Mungkin sekarang ini uang receh terasa tak ternilai. Bahkan tak jarang orang enggan menyimpan pecahan rupiah dari uang kembalian setelah belanja atau membayar parkir dan sebagainya.

Namun, ingatkan sewaktu Anda masih kecil, mungkin pernah diingatkan oleh ibu agar menghargai tiap keping rupiah yang Anda miliki. Mereka selalu menanamkan betapa berharganya rupiah demi rupiah yang ada supaya lebih menghargai kerja keras dan perjuangan untuk memperoleh uang.

Dengan kebiasaan ini, kita pun menjadi lebih menghargai rupiah serta termotivasi untuk mengatur dan mengeluarkan uang secara lebih bijak. Jadi, masihkah Anda sekeping uang receh?

2.  Sedikit Demi Sedikit, Lama-Lama Jadi Bukit

Anda mungkin sudah jarang mendengar pepatah demikian. Pepatah ini seolah dijadikan ibu-ibu sejak dahulu kala dalam hal menabung. Bagi mereka, menabung sangatlah penting dilakukan untuk kebutuhan tak terduga di hari-hari ke depannya.

Cara ini patut ditiru dan baiknya diterapkan dengan menyisihkan sisa-sisa uang belanja bulanan ke dalam tabungan khusus agar siap sedia saat sewaktu-waktu kelak membutuhkan. Tips yang satu ini mengajarkan untuk menjadi visioner, yaitu melihat jauh ke depan.

3. Berprinsip Hidup Sederhana

Tak dimungkiri, seiring perkembangan zaman dan canggihnya teknologi, juga telah memengaruhi gaya hidup masyarakatnya. Tak jarang, orang lebih memilih bergaya hidup hedon demi bisa menunjukkan eksistensinya di jejaring sosial. Tentu hal ini sah-sah saja, tapi bila terlalu dipaksakan hingga keuangan kedodoran demi tampilan yang “wah” menjadi tidak dibenarkan.

Menerapkan prinsip hidup sederhana tidak hanya sehat bagi kantong Anda, tetapi juga sehat bagi lingkungan. Anda bisa belajar dari ibu-ibu zaman dulu yang tak pernah kehilangan akal untuk meminimalkan pengeluaran keluarga. Ingat kata pepatah lama, tak ada rotan, akar pun jadi.

Pepatah ini menjadi motivasi bagi ibu-ibu zaman dulu untuk berhemat dan dengan kreatif memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya secara sederhana. Sebagai contoh, memanfaatkan kaleng susu bekas sebagai pengganti celengan hingga kemasan deterjen dirangkai menjadi tas belanja.

4.  Berpegang Teguh pada Hemat Pangkal Kaya

Berpegang teguh pada gaya hidup hemat pangkal kaya membuat para ibu zaman dulu cermat dalam mengeluarkan anggaran. Selagi hal itu bukan kebutuhan utama, maka tak perlu dibeli. Asalkan perut kenyang dengan makanan yang sehat, buat apa jajan? Kira-kira begitulah cara mereka berhemat.

Berhematlah saat ini agar kaya nanti. Hidup hemat dapat dimulai dengan membedakan kebutuhan dan keinginan. Selalu memprioritaskan kebutuhan di atas keinginan jika ingin kaya kelak.

Jika memiliki uang berlebih, pikirkanlah baik-baik uang tersebut akan lebih baik ditabung, bukan untuk membelanjakan keinginan. Mengontrol keinginan diri Anda akan membuat Anda mudah menerapkan hidup hemat.

5.  Membekali Diri untuk Pendapatan Sampingan

Tak pernah kehabisan akal, ibu-ibu pada zaman dahulu juga sudah berupaya sekreatif mungkin menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri. Kerja sampingan yang biasa mereka geluti mulai dari usaha menjahit di rumah, menerima pesanan kue, bisnis catering, hingga membuka warung di rumah.

Usaha tersebut dilakukan agar mereka memiliki uang sendiri dan bisa membantu sang suami untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, seiring perkembangan zaman, banyak pula ibu-ibu yang sudah mulai bekerja penuh dan berpenghasilan tetap. Semuanya sama-sama untuk kesejahteraan keluarga dan masa depan.

Ikuti Cara Atur Keuangan yang Tak Lekang oleh Waktu

Kebiasaan mengatur keuangan dari turun temurun sejak zaman dahulu memang akan selalu tepat diterapkan kapan pun. Sebab pada dasarnya mengatur keuangan dengan baik sangat diperlukan untuk kehidupan yang lebih baik dan sejahtera. Karena tak sedikit pula hidup berantakan hanya karena masalah ekonomi, kesalahan dalam mengatur keuangan.

Artikel ini merupakan hasil kerja sama antara Kompas.com dengan Cermati.com, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas isi dalam artikel tersebut.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/23/113600426/jangan-remehkan-cara-atur-uang-ala-ibu-zaman-old-

Terkini Lainnya

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke