Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengamat: BI Harus Bisa Jaga Rupiah Sepanjang Juli hingga Agustus

JAKARTA, KOMPAS.com - Depresiasi terhadap rupiah terus berlangsung. Hingga Selasa, (24/7/2018), posisi rupiah di pasar spot Bloomberg berada pada posisi Rp 14.545 per dollar AS.

Sementara, pada penutupan pasar uang sebelumnya, rupiah berada pada posisi Rp 14.482 per dollar AS.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, sepanjang Juli hingga Agustus mendatang, Bank Indonesia harus bisa mengembalikan rupiah atau setidaknya menjaga rupiah agar tidak terus melemah terhadap dollar AS.

Sebab, pada September mendatang ada faktor risiko tekanan baru, yaitu kenaikan suku bunga Federal Reserve.

"September akan ada sumber tekanan baru, The Fed naikan suku bunga lagi, dan itu akan nekan rupiah lagi. Jadi kita punya ruang, sepeanjang Juli sampai Agustus. Seharusnya BI bisa membawa rupiah untuk menguat di Juli-Agustus, supaya ada ruang di September. Kalau Juli-Agustus terlampau tertekan takutnya kita kedodoran," ujar Piter ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (24/7/2018).

Banyaknya sentimen positif di bulan Juli hingga Agustus ini, menurut Piter, seharusnya cukup untuk mengembalikan rupiah ke level psikologisnya.

"Kan domestik sudah ada berita baik, seperti perbaikan neraca perdagangan, dan kayanya review GSP (Generalized System of Preferences/Sistem Preferensi Umum) ada solusi yang kita dapatkan dengan AS, ini mungkin tambahan good news yg kita harapkan bisa membuat rupiah menjadi lebih stabil di Agustus," lanjut Piter.

Instrumen operasi moneter

BI pun baru saja mengaktifkan kembali instrumen operasi moneter Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor 9 bulan dan 12 bulan.

SBI merupakan salah satu sarana menstabilkan rupiah setelah kenaikan suku bunga sebesar 100 bps hingga Juni lalu yang ternyata belum cukup untuk mengembalikan rupiah ke level psikologisnya.

Piter menilai, langkah ini akan efektif untuk dapat menahan arus modal keluar dan mendorong stabilitas rupiah andai saja kondisi eksternal juga mendukung.

"Kita tinggal bicara pull and push factor saya yakin ini (SBI) efektif dia menambah daya pull factor-nya, tapi seperti apa kondisi di luar itu yg akan lebih menentukan juga. selama kondisi di luar masih menimbulkan rasa tidak confident market, dan itu lebih besar dari daya tarik yang diciptakan SBI, dia (arus modal) masih akan keluar," ujar Piter.

Piter melihat adanya pergeseran pola yang memengaruhi nilai tukar. Jika sebelumnya arus modal asing dan suku bungalah yang dapat berpengaruh terhadap nilai tukar, namun kini kondisi global jauh lebih dominan.

"Selama belum ada kabar bagus di hal ini, saya meyakini aliran modal keluar yg menekan rupiah ini akan terus berlangsung," lanjut dia.

Langkah BI menerbitkan kembali SBI merupakan sebuah keharusan meski bagi Piter, hal tersebut belum cukup untuk menahan arus modal keluar.

"Ini adalah necessary condition yang harus dilakukan oleh BI, tapi belum tentu cukup, belum tentu sufficient untuk menarik kembali bahkan sekadar menahan, akan sangat bergantng faktor di luarnya," ujar dia.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/25/081544026/pengamat-bi-harus-bisa-jaga-rupiah-sepanjang-juli-hingga-agustus

Terkini Lainnya

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

Whats New
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Whats New
Pengembangan Hub 'Carbon Capture and Storage', Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Pengembangan Hub "Carbon Capture and Storage", Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Whats New
SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Bakal 'Buyback' Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Bakal "Buyback" Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Whats New
Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Whats New
Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Whats New
Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Whats New
Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Whats New
Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Whats New
RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

Whats New
Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

Whats New
Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

Whats New
Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke