Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sampah Sedotan Per Hari Jika Dijejerkan Bisa dari Jakarta-Meksiko

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendukung free straw movement atau gerakan tanpa sedotan yang kini sedang dilakukan beberapa restoran dan kafe.

Gerakan tersebut dianggap KLHK dapat menjadi suatu cara mengurangi jumlah sampah plastik yang mulai mengkhawatirkan.

"Kami memang harapkan adanya movement seperti ini dari pihak swasta, dari restoran, dari kafe. Kami terus mendorong masyarakat dan swasta untuk melakukan hal tersebut," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati kepada Kompas.com di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Kamis (26/7/2018).

Jumlah sedotan yang dibuat setelah diminum memberikan kontribusi cukup besar bagi keberadaan sampah plastik di Indonesia.

Menurut Vivien, terdapat 93 juta batang sedotan dibuang setiap harinya di Indonesia.

"Jumlah itu kalau disambungkan bisa Jakarta-Meksiko," imbuhnya.

Dengan kondisi tersebut maka tak heran jika sedotan memberikan kontribusi cukup besar pada keberadaan sampah plastik.

Data KLHK menunjukkan bahwa sampah plastik tiap tahunnya mencapai 65 juta ton.

Isu global

Keberadaan sampah plastik ini pun telah menjadi isu global. Sampah plastik di Indonesia bahkan mendapatkan perhatian lebih dari Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim ketika berkunjung ke Bali awal Juli lalu.

"Presiden Bank Dunia datang ke Bali ketemu beberapa menteri dan aktivis belum lama ini. Cuma satu yang dibahasnya, yaitu masalah plastik, itu kenapa? Karena sudah mengkhawatirkan," tutur Direktur Pengelolaan Sampah KLHK Novrizal Tahar dalam kesempatan yang sama.

Kekhawatiran itu muncul lantaran berdasarkan data KLHK, jumlah sampah plastik yang ada di Indonesia dalam kurun waktu satu dekade terakhir menunjukkan tren meningkat.

Sejak 2002 hingga 2016 terjadi peningkatan jumlah sampah plastik sebesar 5 persen.

"Peningkatan sampah plastik dari tadinya 11 persen menjadi 16 persen. Bahkan di beberapa kota komposisinya ada yang sudah mencapai 17 persen," kata Novrizal.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/26/202753626/sampah-sedotan-per-hari-jika-dijejerkan-bisa-dari-jakarta-meksiko

Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke