Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Manfaat Big Data Bagi Industri Perbankan

Direktur Eksekutif Departemen Statistik Bank Indonesia, Yati Kurniati mengatakan, penggunaan big data dalam industri perbankan biasanya digunakan untuk mengamati perilaku para nasabahnya.

“Dia punya transaksi atau detil informasi nasabah. Nah itu biasanya untuk analisis resiko kredit, mengerti behavior dari per nasabah. Jadi pemanfaatan di finansial sektor seperti itu,” ujar Yati di Nusa Dua, Bali, Kamis (26/7/2018).

Yati menambahkan, big data juga digunakan oleh industri perbankan untuk melihat rekam jejak nasabahnya.

Selain dari transaksi perbankannya, rekam jejak nasabah juga bisa dipantau dari aktivitas media sosialnya.

Dari indikator tersebut lah biasanya para perbankan melakukan penilaian terhadap para nasabahnya.

“Dia kan mengusai data nasabah detil kan. Itu bisa dikombinasi dengan data sosmednya juga. Banyak yang melakukan itu. Jadi dia di sosmed, terus sama transaksi dia di bank di combine, dibuat algoritmanya, jadi dibaca lah gitu prilaku dia seperti apa, suka fraud atau melakukan hal-hal negatif atau dia adalah nasabah yang baik, itu bisa dibaca di situ,” kata Yati.

Atas dasar itu, Yati menilai pemanfaatan big data sangat penting bagi dunia perbankan.

“Sebenarnya manfaatnya besar ya untuk industri. Biasanya bank-bank asing sudah makai ya,” ucap dia.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/27/124500226/ini-manfaat-big-data-bagi-industri-perbankan

Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke