Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menyimak Kisruh di Tubuh Tiga Pilar Sejahtera

Bos AISA Stefanus Joko Mogoginta, menyebutkan, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Jumat lalu, belum sah, termasuk pencopotan posisinya sebagai Direktur Utama AISA. Sebab, ada unsur tekanan dan pengambilan keputusan secara sepihak dalam pergantian dewan direksi.

"Kembali saya tegaskan, tidak ada pergantian direksi yang terjadi," ujar Joko dalam keterangan resmi, Senin (30/7/2018).

Alhasil, operasional perusahaan tetap berjalan seperti biasa dengan susunan direksi yang sama. Bahkan, Joko bilang, pihaknya sedang memproses masuknya investor baru untuk mengembalikan bisnis AISA pada jalurnya.

Ini berbeda dengan salinan hasil RUPST yang diperoleh KONTAN. Dalam salinan itu tertulis, RUPST berakhir dengan keputusan pergantian dewan direksi. Pemimpin rapat sebelumnya sempat mengusulkan secara langsung rencana pergantian direksi. Cuma, usulan tersebut tidak disetujui dengan suara bulat.

Oleh karena itu, voting akhirnya dilakukan dalam RUPST. Hal ini sesuai Pasal 87 UUPT dan Pasal 25 ayat 2 dan 3 POJK 32/2014. Berdasarkan POJK No 32/2014, suara abstain akan dimasukkan ke suara terbanyak. Hasilnya, lebih dari setengah jumlah suara menyetujui pergantian direksi AISA.

Jumat lalu, Komisaris AISA Anton Apriyantono mengatakan, hasil perhitungan (voting) itu kurang valid. Sebab, banyak suara yang tidak dihitung, lantaran banyak peserta rapat, termasuk Joko yang walkout. Dus, putusan hasil RUPST, terutama menyangkut pergantian direksi diserahkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menurut Joko, dokumen RUPST tersebut sudah diserahkan ke OJK. "Kami menunggu keputusan OJK sesuai dengan yang diputuskan ketua rapat," imbuhnya.

Tapi, terkait penyerahan dokumen hasil RUPST kepada OJK, Anton  mengaku tidak mengetahuinya. Sebab, menurut dia, penyerahan itu merupakan urusan notaris yang bertugas saat RUPST.

Sebagai catatan, seusai walkout dari RUPST, Jumat lalu, Joko, Anton dan beberapa  petinggi AISA mengadakan konferensi pers di lokasi yang berbeda dengan lokasi RUPST. Acara itu baru tuntas selepas pukul 21.00. Waktu selesainya RUPST juga tak terpaut jauh.

Artinya, kubu Joko hanya memiliki waktu untuk menyerahkan dokumen pada malam harinya atau kemarin. Kecuali, jika OJK membuka operasional penerimaan dokumen pada Sabtu dan Minggu.

Dipanggil OJK

Terkait kisruh di tubuh AISA, terdapatinformasi bahwa OJK telah memanggil dewan komisaris dan direksi perusahaan pada Senin (30/7/2018). Namun, dalam pantauan hingga Senin sore di Gedung OJK, KONTAN tidak bertemu dengan petinggi AISA.

Resepsionis OJK menyatakan, tidak ada kehadiran manajemen AISA hingga pukul 16.00 WIB. Padahal, direksi dan komisaris dijadwalkan kedatangannya di OJK mulai pukul 09.00 WIB.

Kabar pemanggilan ini ditampik oleh Anton. Dia menyatakan, OJK tidak memanggil dirinya. "Tidak ada pemanggilan ke saya," kata Anton, Senin (30/7/2018).

Namun, menurut sumber yang mengetahui pemanggilan AISA, kemarin, ada komisaris AISA yang hadir menyambangi OJK. OJK juga dikabarkan sudah memanggil Joko Mogoginta. Namun  Joko tidak memenuhi panggilan itu.

Kabarnya, saat di OJK, komisaris AISA hanya diminta menjelaskan secara formalitas terkait proses dan hasil RUPST. Sayang, hingga berita ini diturunkan, OJK belum bersedia memberikan penjelasan terkait detail ihwal alasan hingga hasil pemanggilan manajemen AISA tersebut.

Bursa Efek Indonesia (BEI) menanggapi serius kisruh yang terjadi di AISA. Otoritas bursa sudah meminta penjelasan kepada AISA terkait beberapa hal termasuk pelaksanaan RUPST.

"Kami juga meminta perusahaan untuk hadir dalam hearing yang akan dilakukan dengan bursa," kata I Gede Nyoman Yetna, Direktur BEI, kemarin. (Dityasa H Forddanta, Elisabet Lisa Listiani Putri, Yoliawan H)

Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Saling klaim di tubuh Tiga Pilar (AISA)

 

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/31/120700726/menyimak-kisruh-di-tubuh-tiga-pilar-sejahtera

Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke