Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Ini Agak Mengejutkan, karena Biasanya Pertamina Selalu Kalah..."

Blok Rokan sebelumnya dikelola oleh PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) sejak 2011 silam dan kontraknya berakhir pada 2021. Tak ayal perusahaan migas asing tersebut ingin memperpanjang kontrak tersebut ke pemerintah.

Namun, setelah melalui proses cukup panjang, Chevron harus mengakui keunggulan penawaran Pertamina kepada pemerintah untuk mengelola Blok Rokan.

"Ya saya kira pertama ini agak mengejutkan ya karena biasanya Pertamina selalu kalah dalam bidding melawan perusahaan migas asing seperti Chevron atau sebelumnya Exxon di Blok Sepuhan kalah juga," kata Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi kepada Kompas.com, Kamis (2/8/2018).

Oleh sebab itu, Fahmy menyatakan bahwa pengelolaan Blok Rokan bakal menjadi tantangan bagi Pertamina untuk membuktikan bahwa mereka layak atas kemenangan melawan Chevron tersebut.

"Nah ini jadi tantangan bagi Pertamina untuk membuktikan bahwa itu ada pertimbangan bisnis dan ekonomi yang layak sehingga mereka bisa memenangkan persaingan tersebut," imbuh dia.

Fahmy melanjutkan, apa yang dilakukan pemerintah dengan menunjuk Pertamina menggantikan Chevron telah sesuai dengan konstitusi Republik Indonesia.

Di dalam Pasal 33 UUD 1945, disebutkan bahwa kandungan sumber daya alam Indonesia dikuasai negara untuk kemakmuran seluruh rakyatnya.

"Pertamina sebagai representasi negara hadir untuk menunjukkan bahwa sudah sesuai dengan apa yang ada di UUD tersebut. Jadi semata-mata ya kemudian diambil dan diberikan ke Pertamina, tetapi kemudian produksi turun. Kalau menurun maka itu enggak sesuai konstitusi sebab negara akan kehilangan produksi migas yang maksimal dari Blok Rokan," tutur Fahmy.

Tingkatkan produksi

Fahmy menyebuyt, Pertamina harus mampu meningkatkan produksi minyak di Blok Rokan.

"Akan jadi tantangan buat Pertamina untuk membuktikan bahwa dia mampu menaikkan produksi minyak di Blok Rokan atau minimal sama dengan produksi Chevron," sebutnya.

Sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, Blok Rokan telah menghasilkan minyak sebanyak 11,5 miliar barel. Sementara Chevron memproduksi minyak per harinya di sana sebesar 200.000 barel per hari.

Cadangan minyak di Blok Rokan yang mencapai 500 juta hingga 1,5 miliar barel akan menjadi tantangan bagi Pertamina untuk menghasilkan minyak secara maksimal.

Pertamina sendiri tercatat tak begitu baik dalam mengelola lapangan migas. Fahmy menjelaskan bahwa produksi minyak Pertamina di Blok Mahakam tak terlalu bagus.

Namun demikian, Fahmy optimistis Pertamina bisa meningkatkan produksi minyak harian di Blok Rokan lantaran kondisinya yang berbeda dengan di Blok Mahakam.

"Tetapi ini kan karakteristik berbeda antara Rokan dan Mahakam. Rokan cadangannya jauh lebih besar dan di sekitar sumurnya masih menghasilkan minyak, sedangkan di Blok Mahakam itu dia harus mencari sumur-sumur baru sementara sumur yang ada sudah tua dan produksinya rendah," ucapnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/02/180400226/-ini-agak-mengejutkan-karena-biasanya-pertamina-selalu-kalah--

Terkini Lainnya

Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan 'Pertek' Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan "Pertek" Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Whats New
[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke