Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Puncak Konsumsi Berlalu, Harga Pangan Kembali Normal

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) Ketut Kariyasa mengatakan, sejumlah komoditas pangan menahan deflasi karena ketersediaan stoknya terjaga.

"Ini menunjukkan hasil dari upaya Kementan menjaga ketersediaan stok sejumlah pangan, sehingga kestabilan harga terjaga dan inflasi pun terkendali," ujar Kariyasa dalam pernyataan tertulis, Jumat (3/8/2018).

Setelah Lebaran Idul Fitri harga telur ayam sempat tinggi hingga menembus Rp 30.000/kilogram. Disusul harga daging ayam hingga mencapai Rp 40.000/kilogram. Kementan kemudian melakukan operasi pasar (OP) sebagai upaya stabilisasi harga.

"19 Juli Menteri Pertanian Amran Sulaiman melepas 100 ton telur dalam OP telur ayam murah. Dijual seharga Rp 19.500/kilogram. Kemudian 28 Juli lalu Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan juga menggelar OP daging ayam beku. Keduanya sukses menurunkan harga," kata Kariyasa.

Bahkan pada Rabu (1/8/2018), Menteri Amran melepas 5.600 ton bawang merah untuk diekspor PT Revi Makmur Sentosa dan PT Aman Buana Putera ke beberapa negara seperti Thailand, Malaysia, Singapura, dan Vietnam.

Sukses komoditas bawang merah menembus pasar internasional, khususnya Asia Tenggara, dimulai sejak Kementan menggenjot produksi.

Pada 2014, Indonesia masih impor 74.903 ton bawang merah, lalu turun drastis pada 2015 menjadi 17.428 ton. Adapun pada 2016 pemerintah telah menutup keran impor bawang merah.

"Sejak 2017 Indonesia berhasil membalikkan keadaan dengan mulai mengekspor bawang merah ke beberapa negara tetangga. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka ekspor bawang merah nasional pada 2017 mencapai 7.750 ton atau naik 93,5 persen dibandingkan pada 2016 yang hanya 736 ton,” ujar Kariyasa.

Inflasi 

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat inflasi pada Juli 2018 sebesar 0,28 persen secara bulanan (month to month) atau 3,18 persen persen secara tahunan (year on year).

Secara tahun kalender (Januari-Juli 2018), inflasi sebesar 2,18 persen. Inflasi ini menurun dibandingkan posisi bulan lalu sebesar 0,59 persen.

Menurut Kepala BPS Suhariyanto, inflasi yang terkendali ini disebabkan harga barang kembali normal.

“Ini biasa karena puncak konsumsi kita berada di Ramadan dan Lebaran. Jadi Lebaran sudah usai dan harga kembali normal,” kata Suhariyanto.

Kenaikan inflasi secara bulanan, menurut Suhariyanto, dipicu oleh peningkatan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

Ia menyebut telur ayam ras menjadi komoditas penyumbang terbesar inflasi Juli 2018, disusul oleh daging ayam ras dan bensin.

"Itu komoditas yang mendorong inflasi dari bahan makanan. Namun, bahan makanan juga ada yang mengalami deflasi seperti bawang merah 0,05 persen, cabai merah 0,02 persen, daging sapi dan ikan segar juga menahan inflasi dan menyumbang deflasi masing-masing 0,01 persen," kata Suhariyanto.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/03/151251826/puncak-konsumsi-berlalu-harga-pangan-kembali-normal

Terkini Lainnya

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke