Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekonom: Kebijakan Populis Jadi Faktor Pelemahan Rupiah

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi rupiah masih terus melemah terhadap dollar AS.

Hingga hari ini, rupiah telah melemah sebesar 6,74 persen terhadap dollar AS sejak awal tahun (year to date/ytd).

Kondisi rupiah yang terus tertekan hingga kuartal II tahun 2018 dari awal tahun ini  disebabkan oleh beberapa hal. Chief Economist Bahana TCW Investment Budi Hikmat menilai, salah satu faktor yang cukup berpengaruh terhadap melemahnya rupiah adalah faktor politis.

Pemerintah saat ini dipandang memiliki kebijakan-kebijakan yang lebih populis. Salah satunya diperlihatkan melalui kebijakan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) ketika Indonesia bukan lagi negara pengekspor minyak dunia.

"Secara political, investor melihat pemerintah sekarang lebih populis. Pemerintah melakukan subsidi BBM ketika kita bukan negara OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak)," ujar Budi ketika berkunjung ke kantor Kompas.com, Senin (6/8/2018).

Budi menilai, tidak hanya kebijakan fiskal dan moneter saja yang terus dibenahi untuk dapat menarik investor.

Menurutnya, BI dan pemerintah juga harus memerhatikan kebijakan-kebijakan yang bersifat mendorong perekonomian di dalam negeri seperti pengelolaan sumber daya alam (SDA), pembangunan infrastruktur, dan menggenjot industri manufaktur.

Selain itu, Budi menambahkan, saat ini defisit neraca perdagangan minyak Indonesia saat ini berada pada posisi 24 persen. Setiap subsidi BBM yang diberikan pemerintah, ujar Budi, akan semakin membuat rupiah terdepresiasi.

"Secara strategi, energi dan transportasi kita harus dibenahi. Dari politik populis itu, setiap kali pemerintah memberlakukan subsidi BBM, rupiah terdepresiasi," ujar Budi.

Budi mengatakan, posisi rupiah saat ini sudah terlampau jauh dari level psikologisnya.

"Rupiah sudah undervalued, harusnya enggak selemah itu, di model kita seharusnya Rp 14.2370, sementara saat ini masih sekitar Rp 14.490," sebut dia.

Budi menambahkan, faktor lain yang menyebabkan rupiah melemah terhadap dollar AS pada kuartal II 2018 ini di antaranya adalah faktor musiman pembayaran dividen dalam dollar AS oleh perusahaan-perusahaan Indonesia.

Selain itu, secara siklus saat ini dollar memang sedang menguat, sehingga secara otomatis nilai mata uang negara lain, terutama pasar berkembang seperti Indonesia juga terdampak.

Adapun secara fundamental, Budi menambahkan, defisit neraca perdagangan dan defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD) turut berkontribusi dalam pelemahan rupiah.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/06/204642826/ekonom-kebijakan-populis-jadi-faktor-pelemahan-rupiah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke