Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Usaha Pertanian Ikut Andil dalam Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2018

JAKARTA,  KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia/ Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan II 2018 terhadap triwulan II 2017 meningkat sebesar 4,21 persen quarter to quarter (q-to-q).

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 9,93 persen. Kemudian, perusahaan jasa 3,37 persen dan jasa lainnya 3,30 persen.

Struktur PDB dan pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha triwulan II 2018 year on year (y-on-y) dibanding tahun sebelumnya, sektor pertanian berada di urutan kedua struktur PDB sebesar 13,63 persen, dengan pertumbuhan ekonomi 4,76 persen.

Sementara itu, sektor industri ada pada peringkat pertama struktur PDB sebesar 19,83 persen, dengan pertumbuhan ekonomi lebih rendah 3,97 persen.

Hortikultura dan peternakan berkontribusi besar

BPS mencatat beberapa fenomena sebagai faktor pendukung sektor pertanian menjadi yang paling kuat dalam laju pertumbuhan lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan (y-on-y).

Fenomena itu adalah puncak panen raya padi yang terjadi pada Maret 2018 dan masih berlangsung hingga akhir triwulan II 2018.

Selain itu, cuaca lebih kondusif dibandingkan tahun lalu sehingga produksi sayur-sayuran dan buah-buahan meningkat.

Faktor lainnya, pengembangan teknologi budi daya dan pakan mandiri yang dikembangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan produksi perikanan budi daya.

Dalam ringkasan Rilis Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2018 BPS, sub-sektor pertanian yang tumbuh meningkat adalah tanaman hortikultura. Khususnya, produksi sayuran dan buah-buahan serta peternakan pada produk unggas.

Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian Suwandi menjelaskan, pada triwulan II 2018 memang merupakan masa tanam. Di samping itu, ada upaya besar untuk mendorong ekspor.

"Di triwulan kedua memang kita masuk masa produksi untuk tanaman hortikultura. Ini juga bisa dilihat dari upaya kita meningkatkan ekspor," kata Suwandi dalam pernyataan tertulis, Rabu (8/8/2018).

Ekspor hasil pertanian dan peternakan

Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan I Ketut Diarmitha menyatakan, kebijakan bidang peternakan sudah di jalur yang benar.

"Artinya pembangunan sub-sektor peternakan sudah on the track, dan berhasil memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional. Ekspor obat hewan kita telah menembus 82 Negara. Tahun ini kita juga sudah berhasil meningkatkan ekspor produk ayam olahan dan telur ke beberapa negara termasuk Jepang, serta telur berembrio ke Myanmar," ujar dia.

Sebagai informasi, data BPS menyebutkan kontribusi volume ekspor 2017 untuk sub-sektor peternakan merupakan yang terbesar pada kelompok hasil ternak, yakni sebesar 64,07 persen. Salah satu kelompok hasil ternak tersebut adalah daging ayam.

Adapun negara tujuan ekspor sub-sektor peternakan terbanyak adalah Hongkong (23,10 persen) dan China (21,96 persen). Sejauh ini, secara keseluruhan peternakan Indonesia sudah mampu menembus lebih dari 110 negara.

Secara khusus, ekspor daging ayam 2017 mencapai sebesar 325 ton, meningkat 1.800 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Begitu juga dengan ekspor telur unggas sebanyak 386 ton atau meningkat 27,39 persen dibanding 2016.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/08/121400326/usaha-pertanian-ikut-andil-dalam-pertumbuhan-ekonomi-triwulan-ii-2018-

Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke