Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Yusuf Mansur: Paytren Berpotensi Jadi Unicorn dan Bisa Beli Unicorn Lainnya

“Paytren adalah perusahaan fintech satu-satunya yang berpotensi unicorn dan bisa membeli perusahaan unicorn lainnya,” kata Yusuf Mansur seperti dilansir Kontan.co.id, Jumat (10/8/2018).

Unicorn merupakan predikat bagi perusahaan rintisan atau startup yang memiliki valuasi di atas 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 13,8 triliun. Maka untuk mencapai tahap unicorn, ia memilih menjalankan bisnis bukan secara konvensional, tapi sesuai prinsip syariah.

“Tidak mungkin kami menggunakan strategi dari investor, karena kami tidak punya investor, justru kami yang menjadi investor. Kami tidak pakai startegi investor seperti beriklan, bakar duit dan above the line,” ungkapnya.

Selama ini, dia mengaku strategi bisnis PayTren adalah melalui pendekatan spiritual, baik secara teori maupun praktik. Misalnya, meminta pengguna dan pekerja PayTren, untuk rajin berdoa, shalat sunah dan beramal kepada orang yang membutuhkan.

Berkat itu semua, Paytren kini sudah mempunyai 3 juta pengguna, dengan nilai transaksi sekitar Rp 7 miliar - Rp 8 miliar per hari. Harapannya, sampai akhir tahun bisa capai 10 juta pengguna dan kelola dana masyarakat Rp 20 triliun – Rp 30 triliun.

“Jumlah transaksi itu masih terbilang kecil, tetapi sangat sehat dan secara korporasi tidak mempunyai hutang,” ungkapnya.

Meski demikian, perusahaan di bawah naungan PT Veritra Sentosa Internasional (Treni) ini tetap fokus menjalani bisnisnya dan akan memperluas jaringan bisnisnya demi meraih dana kelola hingga Rp 30 triliun.

Setelah layanan isi ulang elektronik, perusahaan ini tengah mengembangkan quick response (QR) Code. Suatu layanan pembayaran digital dan direncanakan bakal rilis Oktober mendatang.

Selain QR Code, Treni juga akan meluncurkan tujuh layanan lain, seperti remitansi, transaksi lintas batas negara, aggregator pembayaran tagihan, layanan keuangan digital (branchless banking), transfer dana, reksadana, dan uang elektronik pada akhir September 2018.

Beli saham Tempo

Setelah membeli saham BRI Syariah, Yusuf Mansur kembali saham baru. Kini ia membeli saham PT Info Media Digital (Tempo.co) senilai Rp 27 miliar melalui PT Verita Sentosa Internasional.

Jumlah saham yang dibeli sebanyak 152.881 lembar saham atau setara 5 persen dari total saham. Proses pembelian saham tersebut dilakukan secara bertahap, mulai dari Januari hingga Juni 2019. Menurut dia, saham Tempo menarik untuk dimiliki, karena industri media saat ini terus berkembang.

“Pembelian saham ini bukan untuk berdagang, tapi untuk memiliki sahamnya. Maka, pembelian saham ini menarik saja, asalkan industrinya terus hidup,” kata dia.

Adapun dana pembelian Tempo, dihimpun dari dana pengguna PayTren dan masyarakat umum. Setelah itu, ia tertarik menghimpun lebih banyak lagi dana investor, bagi siapa saja yang minat berinvetasi di PayTren. Caranya, melalui penyatuan PT Veritra Sentosa Internasional dan PayTren Aset Manajemen (PAM).

“Dananya kami dapat dari pengguna PayTren dan masyarakat umum. Kemudian kami taruh di PAM, setelah itu masyarakat bisa beli sahamnya,” jelasnya.

Ustaz kondang ini masih berhasrat membeli saham-saham perusahaan lain, namun saat ini ia masih mau belajar dan menikmati rasanya menjadi pemegang saham dua perusahaan tersebut.

Ketika ditanya, jenis saham lain yang akan dibeli ke depan, ia bergurau akan membeli perusahaan Kontan. (Ferrika Sari)

Berita ini sudah tayang di Konta.co.id dengan judul Setelah beli saham Tempo.co, Yusuf Mansur berharap PayTren jadi unicorn

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/10/214100926/yusuf-mansur--paytren-berpotensi-jadi-unicorn-dan-bisa-beli-unicorn-lainnya

Terkini Lainnya

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke