Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Malam di Puldama Papua Tak Lagi Gulita...

YAKUHIMO, KOMPAS.com - Kehidupan malam distrik Puldama, Kabupaten Yakuhimo, Papua praktis berubah selepas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membagikan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di kawasan tersebut.

Biasanya, sebelum mendapatkan penerangan melalui lampu tersebut, lepas pukul 06.00 WIT setiap orang sudah masuk ke rumah (honai) dan baru berkegiatan kembali di pagi harinya.

Yosafat Kuebli (21) yang tinggal di Kampung Kasen mengaku senang setelah berpuluh tahun hidup di tengah kegelapan, akhirnya menikmati cahaya di malam hari.

Selama ini, di dalam honai miliknya hanya ada perapian yang tidak hanya digunakan sebagai penerangan, namun juga untuk memasak dan penghangat di tengah dinginnya iklim pegunungan Puldama.

"Kami tentu saja senang, akhirnya kami bisa punya lampu, selama ini kami hanya menggunakan cahaya dari api saja," ujar Yosafat, Sabtu (11/8/2018).

Berkegiatan di luar rumah ketika malam hari merupakan hal yang berbahaya, sebab kondisi di luar gelap gulita ketika malam hari. Jika ingin keluar malam pun mereka harus menggunakan bara api dari kayu bakar yang terus dikipaskan agar tetap menyala.

"Tapi tetap saja, itu berbahaya," ujar dia.

Dirinya menjelaskan, selama ini memang ada beberapa honai yang sudah memiliki lampu tenaga surya yang dibeli di Wamena. Namun, tidak semua orang dapat menikmati cahaya dari lampu tersebut.

Sebab, hanya beberapa orang saja yang bisa pulang-pergi ke Wamena menggunakan pesawat dan membeli barang-barang seperti lampu tenaga surya.

Tak tanggung-tanggung, satu kali memesan pesawat untuk ke Wamena, penduduk Puldama perlu untuk merogoh kocek Rp 10,8 juta. Sehingga, setidaknya jika penumpang pesawat dalam kondisi penuh, setiap orang perlu membayar Rp 1,2 juta sekali terbang.

"Kami di sini hanya beberapa saja yang mengenal uang. Hanya orang-orang yang pernah sekolah keluar saja. Apalagi pesawat itu belum tentu ada sebulan sekali. Biasanya orang-orang dari gereja yang pakai (pesawat)," jelas Yosafat.

Ismael Kwebu (32) pun mengutarakan hal yang sama dengan Yosafat.

Sebagai seorang guru Alkitab di distrik Puldama, keberadaan lampu menjadi hal yang sangat berarti baginya. Sebab, dengan adanya lampu dirinya dapat membaca buku dengan lebih nyaman di malam hari.

"Saya jadi lebih mudah untuk membaca di malam hari, apalagi saya perlu belajar untuk bahan mengajar," ujar dia.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/13/155903226/malam-di-puldama-papua-tak-lagi-gulita

Terkini Lainnya

Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Whats New
Alfamidi Blak-blakan Soal Pentertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Alfamidi Blak-blakan Soal Pentertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Whats New
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Work Smart
J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

Whats New
Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Whats New
Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Whats New
Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Whats New
Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Whats New
Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Target Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Target Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Whats New
Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Whats New
Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Whats New
Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Whats New
Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Whats New
Catat, Ini Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024

Catat, Ini Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024

Whats New
Semen Padang Dapat Pengakuan UNESCO, Erick Thohir: BUMN Tulang Punggung Ekonomi

Semen Padang Dapat Pengakuan UNESCO, Erick Thohir: BUMN Tulang Punggung Ekonomi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke