Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tantangan Penerbangan di Papua

Kasi Keamanan dan Keselamatan Penerbangan UPBU Kelas I Wamena Ferdinand Hallatu menjelaskan, tantangan utama dari penerbangan adalah kondisi geografis dan cuaca.

"Khususnya di Papua, terutama di wilayah pegunungan, kondisi geografis dan cuaca itu sangat memengaruhi penerbangan," ujar dia ketika ditemui di kantornya, Minggu (13/8/2018).

Dia mengatakan, kondisi geografis Oksibil yang berada di pegunungan, membuat pesawat yang akan mendarat harus melewati celah- celah pegunungan itu. Namun, ketika cuaca buruk dan kabut mulai turun, celah tersebut akan tertutup dan menghalangi jalan pesawat.

"Seperti dari Puldama dan Wamena kan itu ada celah pegunungan di kanan dan kiri. Kalau pesawat jenis Boeing akan terbang di atasnya. Sementara untuk pesawat jenis perintis harus melewati celah itu, ibaratnya itu pintu masuk," ucap dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan, kondisi geografis dan cuaca jugalah yang menyebabkan seringnya penerbangan di wilayah Papua tidak sesuai dengan jadwal. Terutama penerbangan-penerbangan perintis.

Misalnya saja di Wamena, dalam sekali penerbangan, rata-rata, jika sesuai jam operasi akan berlangsung dari jam 06.00 WIT hingga 16.00 WITA. Namun, kemungkinan terjadi keterlambatan cukup besar.

"Karena peran cuaca dominan untuk penerbangan di pegunungan seperti Wamena. Bisa saja, pesawat yang masuk dari Bandara Sentani ke Wamena terlambat 2 jam. Ini kan akan mengubah slot juga jika trafficn-ya seperti itu," kata dia.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/14/113900626/tantangan-penerbangan-di-papua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke