Indonesia Bawa 3 Isu dalam Pertemuan dengan Negara-negara Anggota OKI

Ada tiga hal yang akan diangkat Indonesia dalam forum tersebut, yaitu soal perbankan syariah, infrastruktur, dan pariwisata.

"Di sesi akhir sidang ada sesi bussiness to bussiness meeting dengan anggota negara OKI. Akan didahului presentasi tiga projek pokok kita itu," ujar Ketua Komite Tetap Timur Tengah Kadin Indonesia Mohammad Bawazeer di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (14/8/3018).

Bawazeer mengatakan, tiga hal tersebut selalu dibahas dan ditawarkan Indonesia setiap kali kepala negara Timur Tengah berkunjung ke Indonesia. Bahkan, ada beberapa nota kesepahaman terkait investasi yang sudah diteken antara kedua negara, namun belum terealisasi hingga kini.

"Di sidang dengan negara OKI ini akan menggugah kembali masing-masing negara supaya ada realisasi pada proyek investasi," kata Bawazeer.

Kadin ingin memastikan bahwa proyek yang ditawarkan itu tak terbentur hal-hal seperti perizinan. Oleh karena itu, sejak awal Kadin telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, Otoritas Jasa Keuangan mengenai partnership syariah.

Terkait ekspor, pada 2017, angka ekspor Indonesia ke negara-negara Timur Tengah hanya sekitar 5 persen. Angka tersebut cenderung kecil jika dibandingkan ekspor dari Malaysia ke negara tersebut. Ia berharap dengan acara ICCIA dapat mendorong ekspor dan investasi di Indonesia.

"Kita harap ini memacu tidak hanya ekspor, tapi juga daya saing ekspor di internasional," kata Bawazeer.

Tema besar dalam sidang tahunan ICCIA ini adalah "Inklusi Ekonomi Syariah : Sebuah Paradigma Baru".

Adapun subtema yang akan dibahas dalam rangkaian acara tersebut adalah Peran ICCIA dalam Pembangunan Ekonomi Halal, Ekonomi Pemberdayaan Pebisnis Perempuan, hingga Kesempatan Berinvestasi di Negara-negara OKI. Acara tersebut akan digelar di Jakarta pada tanggal 22-23 Oktober 2018.