Medium tank tersebut merupakan proyek kerja sama dua negara yakni Indonesia yang diwakili Pindad dan Turki yang diwakili FNSS.
“Tetap lanjut (proyek medium tank). (Krisis Turki) tidak berpengaruh,” ujar Abraham seusai acara penyambutan medium tank di Bandung, Kamis (16/8/2018).
Pindad sambung Abraham, sengaja bekerja sama dengan Turki untuk menambah track record dan masuk ke dunia internasional.
Lewat kerja sama ini pula, Pindad ingin membuktikan Indonesia memiliki kemampuan yang setara dengan bangsa lain menghasilkan tank yang mumpuni.
Saat ini, medium tank Pindad tengah memasuki serangkaian uji sertifikasi. Setelah tahapan uji sertifikasi selesai, Pindad bisa melakukan pemasaran sendiri, atau bekerja sama dengan pihak lain.
“Kontrak kita dengan Turki hanya pengembangan (medium tank). Persoalan pemasaran belum dibicarakan,” tutur Abraham.
Uji sertifikasi sendiri diperkirakan selesai akhir Agustus 2018. Setelah itu tim penguji dari TNI akan melakukan pemeriksaan dokumen.
Jika semua uji sertifikasi lulus, maka tim penguji akan mengeluarkan sertifikat untuk medium tank.
“Dengan Turki setelah uji terakhir kerja samanya berakhir,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, medium tank dinyatakan lulus dalam serangkaian uji sertifikasi mulai dari uji ketahanan atas ledak ranjau hingga uji daya gerak atau mobilitas.
Saat ini, medium tank hanya menyisakan uji daya gempur yang akan dilaksanakan 27-30 Agustus 2018. Setelah rangkaian uji ini selesai dan mendapat sertifikat, medium tank akan segera diproduksi untuk memenuhi kebutuhan TNI.
“Bukan hanya untuk kebutuhan dalam negeri, kami juga menjual ke luar negeri,” kata dia.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/16/154600026/pindad-sebut-krisis-turki-tak-pengaruhi-proyek-medium-tank