Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Siapa Pemenang dan Pecundang Krisis Keuangan Turki?

NEW YORK, KOMPAS.com - Anjloknya mata uang lira Turki dalam beberapa hari terakhir telah menggoyang pasar keuangan global.

Meskipun demikian, para pakar tak mengekspektasikan apa yang terjadi di Turki menyebabkan krisis keuangan. Mereka menyebut, Turki menyumbang sekitar 1 persen pada perekonomian dunia dan eksposur global terhadap sektor perbankan Turki juga sangat kecil.

"Jumlahnya tidak terlalu mengkhawatirkan bagi saya, namun saya rasa lebih kepada sentimen," kata Sat Duhra, manajer portfolio di Janus Henderson Investors seperti dikutip dari CNBC, Kamis (16/8/2018).
 
Duhra mengungkapkan, perkembangan di Turki telah memicu ketegangan lebih besar pada saat yang sama ketika investor telah ketar-ketir karena meningkatnya ketegangan perdagangan, kenaikan suku bunga AS, dan outlook ekonomi China yang melambat.
 
Lalu, siapa sebenarnya pemenang dan pecundang dalam krisis keuangan yang terjadi di Turki?
 
Pecundang

Dalam gejolak yang terjadi di Turki, yang terkena imbas adalah negara-negara berkembang dan perbankan. Investor telah ramai-ramai menarik dana dari negara-negara berkembang lantaran khawatir negara-negara itu akan mengikuti jejak Turki.
 
Akibatnya, mata uang negara-negara berkembang ikut anjlok menyusul merosotnya lira Turki.
 
"Krisis di Turki meningkatkan kekhawatiran terhadap negara-negara berkembang yang lebih rentan dan memiliki defisit transaksi berjalan seperti Turki, contohnya Brazil, Afrika Selatan, dan Argentina," tulis Wells Fargo Investment Institute dalam laporannya.
 
Adapun dari sisi perbankan, meski memiliki eksposur terbatas terhadap sistem keuangan Turki, saham perbankan di AS, Eropa, dan Jepang terpukul kondisi di Turki. Beberapa bank Eropa seperti BBVA dari Spanyol dan UniCredit dari Italia memiliki unit di Turki, tak bisa dielakkan saham mereka anjlok.
 
Investor pun khawatir lemahnya perbankan Turki akan berdampak pada bank-bank asing yang memiliki aset di negara tersebut.

Pemenang

Yang diuntungkan dengan krisis di Turki adalah dollar AS dan hubungan Turki-Uni Eropa. Sejalan dengan investor yang mencari safe haven atau tempat aman untuk menempatkan dana mereka, aset AS menguat didukung kuatnya ekonomi AS dan suku bunga yang lebih tinggi.

Penguatan dollar AS hanya akan menambah masalah yang dihadapi Turki dan negara-negara berkembang lainnya, kata David Dietze, presiden Point View Wealth Management. Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden AS Donald Trump berseteru soal penerapan tarif dan penahanan seorang pastor AS bernama Andrew Brunson. Ini membuka kesempatan rekatnya hubungan antrara Turki dengan negara-negara Uni Eropa, menurut laporan Eurasia Group.


 

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/16/163713226/siapa-pemenang-dan-pecundang-krisis-keuangan-turki

Terkini Lainnya

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke