Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Empat Tantangan BI dan Jurus Menangkalnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia telah merumuskan 12 program strategis, aksi kunci, maupun program pelaksanaan yang harus segera dituntaskan.

Namun, dalam praktiknya, BI dihadapkan sejumlah tantangan. Hal tersebut disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat menyampaikan amanat dalam upacara peringatan HUT ke-73 RI.

"Kalau kita letakkan visi, misi dan program strategis tersebut dalam konteks kekinian, terdapat empat tantangan yang perlu diselesaikan," ujar Perry dalam pidatonya pada upacara HUT Kemerdekaan RI ke-73, Jumat (17/8/2018).

Tantangan pertama, bagaimana memitigasi dampak peningkatan ketidakpastian ekonomi global dengan memperkat ketahanan ekonomi Indonesia. Kemudian, bagaimana BI dan pemerintah mengatasi tekanan depresiasi rupiah dan meningkatnya defisit transaksi berjalan.

Di sisi lain, tetap mendukung bagaimana momentum pertumbuhan ekonomi terus berlanjut.

Ketiga, bagaimana memanfaatkan perkembangan ekonomi dan keuangan digital yang sangat pesat untuk kemajuan ekonomi kita khususnya pengembangan ekonomi kerakyatan dan UMKM.

"Juga bagaimana kita memperkuat sumber daya manusia dan organ institusi Bank Indonesia untuk mampu mendukung visi, misi dan program strategis sehingga kita semua secara serentak mampu berkontribusi nyata dalam perekonomian," kata Perry.

Oleh karena itu, BI merumuskan sejumlah kebijakan dalam mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Pertama, dengan mengarahkan kebijakan moneter untuk memperkuat dan mempertahankan stabilitas ekonomi. Khususnya stabilitas nilai tukar.

"Oleh karena itu kita, dalam keputusan RDG terakhir, kembali menaikkan suku bunga kebijakan kita untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan," kata Perry.

Perry mengatakan, kebijakan kenaikan suku bunga juga disertai dengan intervensi di pasar valas dan pasar SBN.

Jurus kedua, yakni dengan melakukan inovasi dalam kebijakan makroprudensial di tengah kenaikan suku bunga. Dengan demikian, kebijakan makroprudensial tetap memberikan ruang bagi pertumbuhan kredit dan pembiayaan di dalam negeri sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi.

Oleh karena itu, kata Perry, BI merelaksasi kebijakan Loan to Value (LTV), mengimplementasi rasio intermediasi makroprudensial (RIM) dan penyangga likuiditas makroprudensial (PLM).

"Mita juga terus melakukan koordinasi yang sangat erat dengan Pemerintah untuk khususnya mengatasi defisit transaksi berjalan dan turut menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," kata Perry.

Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah keputusan-keputusan penting telah dilakukan oleh pemerintah untuk memastikan bahwa defisit transaksi berjalan dalam batas-batas yang aman. Caranya melalui pengendalian impor, dorongan terhadap ekspor, mendorong pariwisata, dan sebagainya.

Selanjutnya, BI terus memperkuat sistem pembayaran baik dengan implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) maupun elektronifikasi Jalan tol dan transportasi publik, fasilitasi penyaluran bansos non tunai, maupun penerimaan dan pengeluaran anggaran pemerintah.

Terakhir, dengan memperkuat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, baik dengan menciptakan halal value chain, pengembangan zakat dan waqaf core principles, maupun kurikulum dan kampanye halal lifestyle.

"Sekali lagi, saya meminta seluruh pimpinan satuan kerja di pusat dan daerah untuk terus memfinalkan implementasi dari 12 program strategis itu sehingga Bank Indonesia betu-betul mampu berkontribusi nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik di antara emerging markets," tutur Perry.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/17/150308226/empat-tantangan-bi-dan-jurus-menangkalnya

Terkini Lainnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Whats New
Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Whats New
Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Whats New
BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke