Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Beroperasi di Tenda, BI Mataram Maksimalkan Layanan Pasca-Gempa

Kepala Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat Achris Sarwani mengatakan, gempa Lombok yang paling berpengaruh terhadap keadaan operasional dan aktivitas layanan kantor adalah gempa yang terjadi setelah tanggal 5 dan 9 Agustus 2018.

Dirinya menceritakan, keadaan fisik gedung pascagempa tidak aman sehingga operasional dan layanan BI dipindahkan ke luar kantor dengan membangun tenda.

"Setelah gempa tanggal 9 Agustus itu situasinya membuat gedung tidak aman untuk kerja, memang kondisi gedungnya berbahaya. Tenda langsung kita dirikan untuk jadi side office," ujar Achris kepada Kompas.com di Kantor Perwakilan Wilayah BI di NTB, Kamis malam (16/8/2018).

Menurutnya, walaupun operasional kantor pindah ke tenda sementara, yang paling penting adalah bagaimana tetap melakukan layanan kepada khalayak.

"Dari setelah gempa layanan kita tetap berjalan tapi strateginya beda-beda," pungkasnya.

Salah satu yang paling berpengaruh karena gempa ini adalah layanan tunai yang bersentuhan langsung dengan bank-bank di daerah Lombok.

"Saat awal-awal itu kami diluar, kalau ada bank meminta uang kita cepat masuk untuk ambil masuk (gedung). Sekitar 15 menit kemudian dibawa ke luar, karena kita punya SOP standar kalau uang tidak boleh di luar," ungkap Achris.

Setelah strategi pertama itu, karena keluar-masuk gedung cukup berbahaya dan dikhawatirkan terjadi gempa susulan, Achris pun melakukan strategi baru yakni menggunakan mobil remise untuk menjadi tempat meyimpan uang.

"Berikutnya, kita mulai yang mobil remise untuk jadi tempat menyimpan uang. Pagi kita masukan (uang) ke sana, nanti kalau sudah sore cepat kita masukan lagi (ke kantor). Kita gunakan alternatif lain hari itu, tapi memang SOP standar keamanannya harus lebih tinggi," tuturnya.

Sementara itu, untuk transaksi nontunai, pihaknya tidak terlalu khawatir, karena bisa di kontrol melalui sistem secara online. Menurut Achris karena banyaknya bank yang tidak melakukan pelayan, hal tersebut justru yang cukup bermasalah.

"Kan bisa remote lewat sistem (transaksi non tunai), jadi tidak terlalu bermasalah. Bagi pelayanan kami yang cukup jadi masalah adalah user-nya (bank) banyak yang tutup. Kami menyiasati bagaimanapun tetap jalan," ujarnya.

"Kami tidak punya break sama sekali untuk layanan," tambah Achris.

Selain mendirikan tenda untuk perpindahan operasional kantor dari lantai 3 dan lantai 2, ada satu tenda berfungsi untuk BCP (Business Continue Plan).

BCP ini merupakan sistem khusus yang akan diaktifkan jika gedung KPW BI di NTB benar-benar tidak dapat diakses.

"Semua komputer (dalam tenda) sudah kami siapkan kalau benar-benar tidak bisa masuk (gedung). Kita akan minta kantor pusat untuk di aktifkan agar kita bisa bekerja dari luar. Sudah siap semuanya, terhubung ke jaringan RTGs, terhubung dengan kliring, terhubung dengan SNK dan lain-lain, tapi dia belum aktif sekarang, soalnya jadi antisipasi," cerita Achris.


https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/17/193000226/beroperasi-di-tenda-bi-mataram-maksimalkan-layanan-pasca-gempa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke