Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belajar dari Youtube, Mantan Fotografer Ini Sukses Berbisnis Kulit

Agung yang awalnya menekuni dunia fotografi akhirnya banting setir ke dunia bisnis olahan kulit pada tahun 2014. Mengusung bendera “Revolt Industry” dan modal awal sekitar Rp 50 juta, Agung pun terjun ke dunia kulit.

Pengetahuannya tentang bisnis terutama kulit masih nol besar saat itu. Agung berusaha untuk belajar agar bisa mengembangkan dan membangun usahanya ini. 

“Ketika awal berdiri kita ada 5 orang. Dulu kita tidak produksi semua sendiri, jadi pakai mitra. Kita yang desain dan yang mengerjakan orang lain,” ujar Agung kepada Kompas.com di acara The Big Start Indonesia Season 3 Surabaya, Sabtu (25/8/2018).

Bermodal belajar dari Youtube dan relasi-relasi kenalannya, Agung pun terus meningkatkan kualitas dan penetrasi produknya.

Dengan berbagai produk andalannya yakni mulai dari dompet, ID card holder, tas, hingga jaket, Agung menggunakan kulit sapi jawa sebagai bahan baku kulitnya. Menurut dia, kulit sapi jawa merupakan material kulit yang paling baik di dunia.

“Ternyata kulit terbaik di dunia itu ada di Indonesia. Buktinya banyak pabrik-pabrik penghasil kulit dari Indonesia ekspor produknya ke mancanegara, kemudian diberi label kembali dari sana dan balik lagi dengan produk luar negeri itu ke Indonesia. Harganya bisa melambung 8-10 kali lipat dari harga aslinya,” tutur Agung.

“Padahal sama saja itu produk Indonesia juga pada dasarnya,” tambahnya.

Pemuda berusia 27 tahun ini menyebut bahwa industri kulit di Indonesia terbilang “kekal”. “Selama manusia makan (daging) sapi, hasil kulitnya pasti akan selalu ada,” imbuhnya.

Revolt Industri mengolah produknya dengan mengandalkan hand made. Dimulai dari olahan awal, pelukisan di medium kulit hingga ke jahitan demi jahitan yang ada pada setiap produknya. Kecuali untuk produk-produk besar seperti tas dan jaket yang memang membutuhkan bantuan mesin.

Omzet

Usahanya kini semakin dikenal banyak orang. Penggemar hasil olahan kulitnya tidak hanya ada di pasar domestik, tetapi sudah menembus pasar luar negeri. Agung mengatakan, pasar luar negeri yang paling berkembang dan peminatnya cukup banyak yakni di Jepang.

“Permintaan ke Jepang paling banyak, bulan Desember nanti kita ditawari ikut pameran di Yokohama,”  sebutnya.

Selain ke Jepang, produk-produk Revolt Industry juga diekspor ke negara-negara lain seperti Korea Selatan, Singapura, Amerika Serikat bahkan Rusia.

Seiring dengan berkembangnya usaha, Revolt Industry pun mengantongi omzet hingga menyentuh Rp 1 miliar.

“Sekarang omzet cukup lumayan, ada di kisaran Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar,” ujarnya.

Hampir bangkrut

Dalam perjalanannya, start up asal Surabaya ini pernah hampir bangkrut saat usianya baru menginjak satu tahun. Hal tersebut karena rumah dari bengkel atau garasi kerja Revolt Industry terbakar habis. Mulai dari rancangan desain, pesanan konsumen hingga bahan baku semua ludes terbakar kala itu.

“Awal 2016 bengkel kita kebakar, disitu Revolt sudah hampir putus harapan buat bisnis. Saya saat itu merasa mungkin sudah sampai di sini saja Revolt Industry,” cerita Agung.

Musibah itu membuat Revolt Industry harus vakum selama 1 bulan karena terkendala biaya untuk melanjutkan bisnis. Namun Agung berupaya bangkit dan membangun Revolt Industry dari awal lagi.

“Kalau sudah passion, mau sudah jadi abu juga pasti bisa bangkit lagi,” tegasnya.

Dia mengakui persaingan di industri olahan kulit lumayan tinggi dengan kualitas produk yang tidak jauh berbeda. Sehingga bila hanya mengandalkan kualitas, diakuinya hal itu tidak cukup. Untuk menyiasatinya, Agung pun mengandalkan konsistensi dan inovasi.

“Inovasi dan konsistensi dalam berbisnis ini yang akan membuatnya unik dan spesial di mata konsumen,” ucapnya.

Menurut dia, ada 3 hal yang membuat Revolt Industry ini bisa bersaing di pasar bisnis kulit ini.

Pertama, material kulit atau raw material yang menggunakan kulit sapi Jawa berkualitas dan tidak asal-asalan dalam mengolahnya.

Kedua, desain-desain yang diusung memiliki kekhasan tersendiri dan dikerjakan dengan detail jahitan demi jahitannya.

Terakhir, nilai yang diemban oleh Revolt Industry serta cerita-cerita di baliknya yang berusaha dikenalkan kepada konsumen setianya agar ada hubungan personal yang mendalam dengan konsumennya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08/27/080800726/belajar-dari-youtube-mantan-fotografer-ini-sukses-berbisnis-kulit

Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke