Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perkuat Rupiah, Pemerintah Jangan Hanya Andalkan Kenaikan Suku Bunga Acuan

Sejauh ini, tindakan penguatan kebijakan dengan melakukan pengawasan terhadap spekulan pasar uang dan memprioritaskan belanja infrastruktur negara yang dilakukan pemerintah belum memberikan dampak yang signifikan

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Assyifa Szami Ilman mengatakan, hal ini patut diapresiasi. Namun dirasa belum cukup untuk menahan pelemahan tersebut mengingat tindakan yang dilakukan masih dalam ranah intervensi pasar keuangan dan penghematan anggaran.

Dalam rangka menjamin nilai tukar rupiah yang lebih kuat kedepannya, diperlukan kebijakan yang dapat memperkuat pondasi perekonomian dalam jangka panjang, namun manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka lebih pendek.

Menurut dia, pemerintah perlu mempertimbangkan opsi penerimaan devisa melalui sektor pariwisata. Dari segi infrastrutkur, Indonesia dinilai telah memiliki fasilitas yang lebih baik mengingat telah dicanangkannya proyek-proyek infrastruktur di tahun-tahun sebelumnya.

"Potensi kunjungan wisman pun menunjukkan tren positif dimana pertumbuhan kunjungan wisman di wilayah Asia Pasifik tumbuh sebesar 8 persen (UNWTO), jauh diatas pertumbuhan ekonomi dunia yang sedang lesu dengan ekspektasi pertumbuhan 3,2 persen pada 2018 ini,” terang Ilman.

Selain itu, dalam jangka menengah pemerintah bisa mempermudah alur investasi dan juga meningkatkan daya tarik investasi dengan meningkatkan capaian Indonesia dalam Ease of Doing Business (EODB) Ranking yang dirilis oleh World Bank.

Walaupun Indonesia telah berhasil melompat sebesar 19 peringkat dari 2017-2018, Ilman mengingatkan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yaitu meningkatkan peringkat dalam indikator "Memulai Bisnis - Starting a Business" yang masih berada di peringkat 144.

Untuk meningkatkan capaian dalam indikator tersebut, pemerintah perlu mengambil langkah untuk mengurangi jumlah prosedur yang harus ditempuh dan juga menekan waktu, biaya dan minimum modal yang disyaratkan untuk memulai bisnis.

”Walaupun kebijakan ini mungkin tidak akan langsung dirasakan manfaatnya, mengingat perekonomian dunia masih lesu, namun Indonesia dapat meningkatkan keunggulan komparatifnya di masa mendatang dalam hal investasi. Hal ini berpotensi mendatangkan investasi dalam jumlah besar apabila perbaikan capaian EODB dilakukan saat ini,” urainya.

Tidak perlu khawatir

Ilman mengatakan, sebaiknya masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dalam menanggapi pelemahan nilai tukar rupiah.

Hal ini karena pemerintah telah cukup responsif dan cekatan dalam menahan kebijakan pelemahan rupiah dengan kebijakan-kebijakan yang telah disebutkan di awal (pengawasan spekulator dan prioritas pembangunan).

Walau rupiah terdepresiasi sebesar +-7 persen, depresiasi tersebut masih lebih rendah dibandingkan negara dengan perekonomian serupa seperti rupee India (-9,70  persen), rand Afrika Selatan (-15,98  persen), dan real Brasil (-20,26 persen).

Kondisi Rupiah saat ini masih cukup kuat sehingga dalam waktu dekat tidak akan mengalami resesi seperti yang dialami oleh Turki dan Argentina saat ini.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/04/210701326/perkuat-rupiah-pemerintah-jangan-hanya-andalkan-kenaikan-suku-bunga-acuan

Terkini Lainnya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Work Smart
Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Whats New
Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Work Smart
Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Whats New
Menteri KP 'Buka-bukaan' soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Menteri KP "Buka-bukaan" soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke