Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI: Tekanan Global Sudah Mereda, Rupiah Bakal Menguat

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah diperkirakan akan terus menguat di tengah tekanan pelemahan dollar AS dalam skala global.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan, hal ini dipicu oleh dua hal. Pertama, bank sentral negara maju lainnya seperti bank sentral Norwegia dan Bank Nasional Swiss mulai menaikkan suku bunga. Serta bank sentral Australia dan Swedia yang mulai memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga.

Hal ini, menurut Nanang, merupakan awal sebuah proses arah kebijakan moneter negara maju akan mulai konvergensi sehingga AS bukan satu satunya negara di kelompok negara maju dengan suku bunga yang tengah meningkat.

"Bahkan dengan kemungkinan naiknya suku bunga The Fed pada pertemuan komite kebijakan moneter The Fed (FOMC) pekan depan, kalangan analis mulai meragukan akan menjadi penopang penguatan dollar," kata Nanang kepada KONTAN, Jumat (21/9/2018).

Indeks dollar AS atau DXY yang pada Mei 2018 mencapai 95,6 bahkan terus melemah menembus 94,0 dan pada sesi perdagangan New York mencapai 93,8. Ini juga mendorong kurs NDF rupiah di pasar internasional terus turun dalam sepekan ke Rp 14.840.

"Selain itu, turunnya kurs NDF ini juga dipengaruhi oleh kurs spot rupiah di dalam negeri yang tidak berlanjut melemah, namun terjaga relatif stabil," ucapnya.

Kedua, pulihnya risk apetite atau minat penempatan dana investor global ke instrumen finansial di emerging market yang sebelumnya dihempaskan karena berisiko tinggi sehingga menjadi terlalu undervalued.

"Misalnya, yield obligasi pemerintah Indonesia yang sempat menyentuh 8,7% sudah cukup menarik, di tengah suku bunga implied swap rupiah yang tetap tetap stabil (meskipun kurs NDF naik). Suku bunga implied swap yiatu suku bunga dollar plus premi swap, dapat diartikan biaya meminjam rupiah (cost of funding)," jelasnya.

Pada hari Kamis 20 September 2018, tercatat arus masuk modal asing ke Obligasi Negara mencapai Rp 2,8 triliun. Nanang mengatakan, ini mencerminkan minat penempatan dana asing di obligasi negera kembali meningkat.

"Dengan masuknya kembali dana para fund manager global ke negara emerging market, memicu penjualan obligasi AS sehingga yield obligasi pemerintah AS naik tembus 3%," tandasnya.

"Terjadinya rebalancing portofolio global ini akan membuat hubungan antara yield Obligasi AS dan dollar kembali ke teritori negatif," lanjutnya.

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul:BI: Tekanan global sudah mereda, rupiah bakal menguat

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/21/091319226/bi-tekanan-global-sudah-mereda-rupiah-bakal-menguat

Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke