Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perang Dagang AS-China, Pertumbuhan Ekonomi Asia Diliputi Risiko

Memuncaknya ketegangan perdagangan antara China dengan Amerika Serikat dikhawatirkan memunculkan risiko yang merambat ke negara-negara lain di kawasan Asia.

"Risiko terbesar dari pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia adalah meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China yang mendisrupsi perdagangan di kawasan Asia dan meningkatkan ketidak pastian," ujar ekonom ADB Emma Ellen ketika memberikan paparan ADO di kantornya, Rabu (26/9/2018).

Dia menjelaskan, meski penuh risiko tetapi seharusnya kawasan Asia mampu bertahan lantaran beberapa negara di kawasan Asia telah melakukan langkah-langkah stabilisasi.

Permintaan domestik sendiri dinilai cukup kuat dan menjadi penggerak bagi perekonomian kawasan berkembang ini. Harga minyak dan gas yang sedang melonjak tinggi dinilai dapat memicu pertumbuhan ekonomi negara-negara eksportir komoditas energi.

Adapun pertumbuhan perekonomian industri di kawasan Asia mencapai 2,3 persen di tahun 2018 dan turun menjadi 2,0 persen di tahun 2018.

Di sisi lain di tengah mengetatnya likuditas global, tingkat inflasi di kawasan Asia diperkirakan berada pada kisaran 2,8 persen baik di tahun 2018 maupun 2019. Proyeksi inflasi untuk tahun 2019 meningkat dari yang sebelumnya 2,7 persen di bulan Juli lalu.

"Berbagai hambatan yang mulai muncul menimbulkan tanda tanya mengenai arah pertumbuhan ini di masa yang akan datang. Tidak ada yang bisa memrediksi apa yang terjadi dengan perdagangan Amerika dan China," ujar Kepala Perwakilan ADB di Indonesia Winfried Wicklein.

Untuk China sendiri, proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini sesuai perkiraan sebesar 6,6 persen. Namun, untuk tahun 2019 mendatang, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang tadinya sebesar 6,4 persen diturunkan menjadi 6,3 persen.

"Angka tersebut merefleksikan masih adanya risiko peningkatan tarif lebih lanjut," sebut Emma.

Sebagai informasi, Amerika Serikat awal pekan ini baru saja menerapkan tarif sebesar 10 persen untuk 200 miliar dollar AS produk impor asal China. Tarif tersebut akan ditingkatkan menjadi 25 persen pada Januari 2019. Adapun China membalas dengan memberikan tarif sebesar 5 persen dan 10 persen untuk 60 miliar dollar AS produk impor asal AS.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/26/151945826/perang-dagang-as-china-pertumbuhan-ekonomi-asia-diliputi-risiko

Terkini Lainnya

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke