Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jagung Langka, Petani Pasrah Jika Harus Impor

Suwadi, Kepala Desa Plososari, Patean, Kendal, Jawa Tengah memprediksi kegagalan panen berlangsung hingga semester II 2018.

"Untuk semester II, karena kemarau kita panjang, kegagalan sampai 50 persen dari target," ujar Suwadi di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (26/9/2018).

Kelangkaan jagung membuat harga di lebih tinggi dari yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 4.000 menjadi Rp 4.900. Hal ini berdampak pada mahalnya pakan ayam ternak di tengah melemahnya harga daging ayam dan telur.

Suwadi pun pasrah jika harus impor jagung dari luar negeri.

"Bagi kami yang juga peternak, mau impor dari Sulawesi atau Meksiko, monggo. Yang penting harga jagung, telur, terjangkau. Dan masyarakat Indonesia beli telur dengan harga murah," kata Suwadi.

Suwadi mengatakan, bantuan bibit dari Kementerian Pertanian tak terlalu banyak berguna. Sebab, tak semua bibit tersebut ditanam karena para petani telah terlanjur menanam jagung.

Ia mengatakan, bantuan bibit jagung yang semestinya ditanam tiga kali pada semester I 2018, tidak dilakukan.

"Penghitungan seperti itu yang dilakukan teman-teman dari penyuluh mungkin laporan antara lapangan dan laporan di atas kertas jauh berbeda," kata Suwadi.

Sebagai peternak ayam petelur, Suwadi menganggap harga telur turun karena rendahnya permintaan di wilayah Jawa. Suplai semakin banyak, ditambah faktor meningkatnya pelaku induatri di bidang tersebut.

Sementara permintaan berkurang karena tradisi bulan Syuro di Jawa melarang dilakukannya hajatan. Sehingga,  begitu stok telur tak terbendung, pedagang pun rela menjatuhkan harga.

"Dari akhir Agustus sampe September ini turun terus harganya," kata Suwadi.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan menetapkan harga batas bawa telur dan daging ayam ras sebesar Rp 18.000 dan batas atas sebesar Rp 20.000. Langkah tersebut diambil mengahadapi turunnya harga telur secara nasional.

Menteri Perdagangan Enggartiaso Lukita mengatakan, hal ini diakibatkan rendahnya permintaan telur, sementara para peternak telur terus menyuplai ke pasar.

"Kalau ini tidak disikapi maka akan menimbulkan persoalan bagi peternak telur," ujar Enggar.

Enggar mengatakan, turunnya harga telur memang menggembirakan bagi konsumen. Namun, hal ini tak adil bagi peternak telur di tengah naiknya harga pakan ayam petelur. Akhirnya, setelah mendengar masukan dari berbagai pihak, mulai dari Aprindo, asosiasi petelur, hingga KPPU, maka Kementerian Perdagangan merevisi Peraturan Kementerian Perdagangan soal tarif batas bawah telur yang sebelumnya Rp 17.000.

"Kalau tidak disesuaikan, maka akan timbul korban yaitu peternak kecil dan UMKM akan gulung tikar. Kita harus cari jalan yang terbaik," kata Enggar.

Tarif batas atas dan bawah ini akan mulai berlaku pada 1 Oktober 2018. Enggar mengatakan, harga yang ditetapkan sifatnua fleksibel. Nantinya bisa naik atau turun tergantung situasi perkembangan di pasar.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/27/065343626/jagung-langka-petani-pasrah-jika-harus-impor

Terkini Lainnya

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke