BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan SKK Migas
Salin Artikel

Bak Maraton, Konsumsi Minyak Indonesia Salip Produksi

KOMPAS.com - Begitulah penggalan lagu Zamrud Khatulistiwa yang pernah dipopulerkan penyanyi Chrisye (1949-2007).

Seperti lirik di atas, memang begitulah adanya Tanah Air kita. Negara ini dikenal atas hamparan sawah, laut, serta pegunungan yang sambung-menyambung memberi kesejahteraan bagi sedikitnya 250 juta penduduk.

Salah satu kekayaan alam yang turut memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat, adalah minyak dan gas bumi (migas).

Medio 1970-1990 bisa dibilang sebagai masa jaya sektor migas kita. Hal tersebut sebagaimana ditunjukkan oleh riset Reforminer Institute, pada masa itu sektor migas memberi sumbangsih hingga 63 persen penerimaan negara.

Namun sayangnya, puluhan tahun berselang, kondisi mulai berubah. Tren sektor migas di Indonesia justru membuat bangsa ini harap-harap cemas.

Ibarat lari maraton, angka konsumsi migas Indonesia terus sprint meninggalkan angka produksi.

Mengacu data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), besaran konsumsi minyak bumi Indonesia pada 2015 adalah sebesar 1,592 juta barel per hari dan pada 2016 naik menjadi 1,615 juta barel per hari.

Di satu sisi, jumlah produksinya relatif stagnan. Pada 2015, produksi minyak bumi Tanah Air sebesar 786.000 barel per hari dan pada 2016 sebesar 831.000 barel per hari.

Bahkan, untuk menutupi tak berimbangnya kebutuhan dengan pasokan, Indonesia telah menyandang predikat sebagai net importer minyak sejak 2004. Suatu hal yang patut menjadi perenungan bersama.

Sebab, diproyeksikan ke depannya kebutuhan minyak bumi bakal semakin banyak. Dewan Energi Nasional (2016) memprediksi, kebutuhan minyak bumi Indonesia bisa mencapai 1,93 juta barel per hari per 2025 mendatang.

Butuh antisipasi

Kondisi gas bumi Indonesia masih sedikit lebih baik dibandingkan minyak bumi. Paling tidak, saat ini kita bukanlah net importer gas. Singkatnya, pasokan gas bumi Indonesia masih lebih banyak dibandingkan jumlah konsumsinya.

Akan tetapi, ada satu hal yang perlu diwaspadai, yakni meningkatnya tren pemakaian gas dari tahun ke tahun. Di satu sisi, terjadi kecenderungan menurunnya jumlah produksi gas setiap tahunnya.

Sebagai bukti, jumlah produksi gas pada 2011 sebesar 7.380 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), per 2016 angkanya telah merosot jadi 6.630 MMSCFD.

Sementara itu, konsumsi setiap tahunnya mengalami peningkatan dan mencapai 3.850 MMSCFD pada 2016 lalu.

Berkaca pada fakta-fakta di atas, tidak berlebihan rasanya bila disebut Indonesia terancam krisis migas.

Jika dibiarkan terus-menerus, bukan tak mungkin kita tak mampu lagi menikmati kekayaan migas serta mewariskannya untuk generasi penerus.

Dengan begitu, diharapkan angka produksi migas dapat kembali bergairah.

Menurut Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, investasi amatlah krusial karena migas diyakini masih menjadi penopang utama kebutuhan energi Indonesia hingga 2050 mendatang.

Selain untuk mendapatkan cadangan baru migas melalui kegiatan eksplorasi, imbuh Amien, investasi diperlukan pula untuk mendanai enhanced oil recovery (EOR). EOR adalah metode pengurasan sumur memakai air, gas, atau bahan kimia, untuk menggenjot laju produksi minyak di lapangan-lapangan tua.

"Kami yakin industri migas akan tetap ada di Indonesia karena permintaan global yang terus meningkat. Industri menghadapi tantangan yang memaksa kita semua untuk menjadi kreatif dan inovatif dalam melakukan efisiensi untuk meningkatkan daya saing," ujar Amien, seperti dilansir Kompas.com, Rabu (2/5/2018).

Ya, semoga saja dengan langkah ekspansif yang ada, industri migas Indonesia mampu kembali berjaya seperti sedia kala.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/29/090000326/bak-maraton-konsumsi-minyak-indonesia-salip-produksi

Terkini Lainnya

Permendag 8/2024 Terbit, Wamendag Jerry: Tidak Ada Lagi Kontainer yang Menumpuk di Pelabuhan

Permendag 8/2024 Terbit, Wamendag Jerry: Tidak Ada Lagi Kontainer yang Menumpuk di Pelabuhan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer di Tanjung Priok | BLT Rp 600.000 Tidak Kunjung Dicairkan

[POPULER MONEY] Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer di Tanjung Priok | BLT Rp 600.000 Tidak Kunjung Dicairkan

Whats New
Segera Dibuka, Ini Progres Seleksi PPPK 2024

Segera Dibuka, Ini Progres Seleksi PPPK 2024

Whats New
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 68 Masih Dibuka, Simak Insentif, Syarat, dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 68 Masih Dibuka, Simak Insentif, Syarat, dan Caranya

Work Smart
OJK Luncurkan Panduan Strategi Anti-Fraud Penyelenggara ITSK

OJK Luncurkan Panduan Strategi Anti-Fraud Penyelenggara ITSK

Whats New
3 Cara Transfer BRI ke BNI, Bisa lewat HP

3 Cara Transfer BRI ke BNI, Bisa lewat HP

Spend Smart
5 Cara Cek Nomor Rekening Penipu atau Bukan secara Online

5 Cara Cek Nomor Rekening Penipu atau Bukan secara Online

Whats New
Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Earn Smart
Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Whats New
Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Whats New
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Bagikan artikel ini melalui
Oke