Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Selalu Ramai Pengunjung, Pemilik Kopi Klotok Berbagi Rahasia Usahanya

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Saat berwisata ke wilayah Kaliurang, Yogyakarta, Waroeng Kopi Klotok menjadi salah satu destinasi yang bisa dibilang wajib dikunjungi.

Tempat makan yang satu ini memang selalu ramai dikunjungi masyarakat. Suasana restoran yang bernuansa pedesaan dengan masakan rumahan menjadi alasan pengunjung mendatangi restoran ini.

Sejumlah pejabat dan kalangan selebritas diketahui pernah mampir untuk sekedar mengisi perut di tempat makan yang terletak di Jalan Kaliurang KM 16, Yogyakarta ini.

Hal itu diketahui dari banyaknya tulisan-tulisan tangan berisi komentar beserta nama terang dan tanda tangan tamu di restoran yang lebih dikenal dengan nama Kopi Klotok ini. Komentar yang ditulis tangan itu dipajang di sebagian besar dinding yang terbuat dari kayu.

Siapa saja nama yang ada? Sebut saja Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Keuangan Sri Mulyani, aktor Hamish Daud, aktris Maudy Ayunda, sutradara Garin Nugroho, pembawa acara Najwa Shihab, banyak lagi figur publik lain sudah mencoba suguhan khas pedesaan di Kopi Klotok.

Tak jarang, pengunjung harus antre terlebih dahulu untuk dapat menikmati beragam menu masakan rumah yang disuguhkan, seperti sayur lodeh, gudeg, trancam, tahu bacem, dan sebagainya.

Kualitas dan orisinalitas

Kualitas menjadi kunci penting dari sebuah usaha, apalagi di bidang kuliner. Rasa menjadi poin utama yang mesti mendapat perhatian. Hal ini juga dipahami pemilik Kopi Klotok, Sri Handayani.

"Setiap hari saya mencicipi masakan yang ada, untuk memastikan rasanya sesuai," kata perempuan yang akrab disapa Yani ini.

"Kebersihan tempat juga harus dijaga, agar pengunjung nyaman saat bersantap dan menikmati suasana di Kopi Klotok," ucapnya.

Selain itu, Kopi Klotok hanya ada satu dan tidak membuka cabang di tempat lain. Hal itu dilakukan untuk menjaga keoriginalitasan Kopi Klotok.

"Di sini saja, jadi kalau orang cari Kopi Klotok, ya di sini, inilah Kopi Klotok. Lagian buka satu saja, biar orang lain juga bisa membuka usaha yang lain di luar sana," kata Yani.

Kopi Klotok dibangun di atas lahan seluas 3.000 meter persegi menggunakan bahan kayu dan berbentuk rumah Joglo khas Jawa.

Bahan-bahan tersebut merupakan rumah sang nenek yang berada di Magelang, yang kemudian "diboyong" ke Yogyakarta.

"Itu masih asli semua, tapi kan namanya kayu ada yang keropos, jadi kami pakai batubata di sebagiannya," ujar Yani.

Perkembangan dunia kuliner yang ada sekarang, khususnya di Yogyakarta, tidak mengubah konsep awal Kopi Klotok yang sudah dibangun. Konsep itu yakni tempat makan bernuansa kuno dan tradisional, suasana pedesaan, dan masakan rumahan.

"Kami tetap seperti ini saja, kan ini juga budaya yang harus dijaga, konsep kami tetap seperti ini," kata dia.

Kopi Klotok menawarkan nuansa rumah Jawa lawas dengan arsitektur dan ornamen bangunannya. Cara pemasakan dilakukan dengan menggunakan tungku di dapur bergaya lawas, juga halaman belakang yang berbatasan dengan lahan perkebunan jagung.

Belum lagi menu-menu yang disediakan memang benar-benar masakan rumahan biasa, yang mungkin saat ini mulai sulit untuk dijumpai.

Ikhlas

Menurut Sri Handayani, usaha ini ia awali dengan niat untuk bisa berguna bagi orang lain, selain juga untuk menyambung hidup. Sebab, saat memulai usaha, ia sudah mendekati masa pensiun sebagai seorang pegawai di salah satu bank swasta.

"Saya hanya ingin berguna buat orang banyak. Sejak awal sudah saya niatkan usaha ini dengan kata ikhlas," ujar Yani, saat berbincang dengan awak media di kediamannya, yang terletak persis di sebelah timur tempat usahanya, Sabtu (29/9/2018).

Yani mengaku kerap mendapat laporan adanya kecurangan yang dilakukan tamunya dengan tidak membayar ke kasir, usai menyantap hidangan yang diambil.

"Sering dapat laporan, ada yang makan dibawa ke sebelah sana (menunjuk arah timur), setelah itu langsung pergi tidak bayar, tidak apa-apa, dari awal saya sudah ikhlas buka usaha ini," kata ibu empat anak ini.

Hal yang demikian kerap terjadi karena sistem pembayaran dilakukan di akhir, seusai makan. Setelah memilih dan mengambil menu, pengunjung dapat langsung memilih tempat untuk menikmati makanan.

"Tidak apa-apa, yang jujur jauh lebih banyak. Nyatanya Kopi Klotok masih ada sampai sekarang, berarti tidak merugikan. Rezeki kan datangnya dari Tuhan," ujar Yani. sembari tersenyum.

Berbagi

Selain ikhlas, Yani memiliki satu prinsip hidup yang sangat ia yakini. Prinsip itu adalah prinsip berbagi. Tak hanya untuk hidupnya, dalam menjalankan usaha ini pun ia menerapkan prinsip itu.

"Biasakan sedekah, ketika menerima uang gaji, misalkan Rp 10 juta, keluarkan Rp 500.000 untuk berbagi sebelum kita mengambilnya untuk keperluan yang lain," ucapnya.

Dari usahanya ini, Yani mempekerjakan sejumlah 30 karyawan yang diambil dari orang-orang yang pernah bekerja membantu keluarganya dahulu.

"Ya Alhamdulillah bisa berbagi dengan janda-janda di sekitar sini," tutur Yani, ketika ditanya mengenai omzet yang didapat.

Kopi Klotok juga memberikan promo bagi setiap ibu hamil yang datang.

"Gratis bagi ibu hamil, bilang aja ke mas-mbaknya (pegawai) kalau (pengunjung) sedang hamil. Kan (pegawai restoran) enggak mungkin tanya satu-satu, nanti dibilang hamil ternyata bukan, kan malah tersinggung," ucap Yani, sambil tertawa.

Ia pun tak ambil pusing jika ada orang yang mengaku hamil hanya untuk mendapatkan gratisan.

"Ya itu tadi, ikhlas saja," ujar Yani.

Jadi, bagi Anda yang sedang berkunjung ke Yogyakarta dan ingin mendapatkan suasana 'rumah nenek' yang begitu kentara, bisa berkunjung ke Waroeng Kopi Klotok yang buka dari pukul 07.00 hingga 22.00.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/01/101643426/selalu-ramai-pengunjung-pemilik-kopi-klotok-berbagi-rahasia-usahanya

Terkini Lainnya

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke