Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bos IMF Peringatkan Risiko Pelambatan Ekonomi akibat Perang Dagang

Dia mengatakan, IMF mungkin akan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pasa peluncuran kondisi kesehatan ekonomi dunia dalam rapat tahunan IMF yang akan berlangsung di Bali pekan depan.

"Pada bulan Juli, kami memproyeksikan pertumbuhan gobal 3,9 persen untuk 2018 dan 2019. Prospeknya sejak itu menjadi kurang cerah, seperti yang Anda lihat dari perkiraan yang akan kami perbarui minggu depan," ujar dia dalam pidato yang dia lakukan di Washington, Senin (1/10/2018) waktu setempat.

Lagarde menjelaskan, iklim ekonomi telah berubah selepas pertemuan tahunan IMF terakhir yang dilaksanakan di Washington pada akhir 2017 lalu. Saat itu, pertumbuhan ekonomi dunia sedang dalam masa terkuatnya sejak krisis keuangan tahun 2008 lalu.

Meskipun masih ada secercah harapan dari turunnya tingkat pengangguran serta rasio dari penduduk dunia yang hidup dalam ambang kemiskinan yang turun kurang dari 10 persen, dia mengatakan beberapa risiko terhadap ekonomi mulai nampak.

Meningkatnya hambatan-hambatan dalam perdagangan, seperti penggunaan pajak yang lebih tinggi pada impor asing, telah menurunkan tingkat impor dan ekspor di seluruh dunia. Hal tersebut telah memberikan dampak pada investasi bisnis dan output manufaktur.

"Jika perselisihan perdagangan saat ini semakin meningkat, mereka bisa memberikan kejutan ke berbagai negara, baik maju maupun berkembang," ujar dia.

Lagarde pun menanggapi kebijakan Donald Trump yang menerapkan tarif impor lebih tinggi pada berbagai barang dari berbagai negara. Menurut dia, jika masing-masing negara hanya mementingkan negaranya sendiri, tidak akan membantu untuk memperbaiki perdagangan internasional.

Menurut dia, Trump telah menunjukkan sikapnya untuk memutuskan berbagai hal terkait perdagangan secara sepihak dibanding melakukan kerjasama di dalam forum-forum internasional seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Meski saat ini Amerika Serikat telah mencapai kesepakatan baru dengan Kanada dan Meksiko, namun masih ada risiko lain yang mengancam ekonomi dunia, yaitu adanya perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

Lagarde juga memberi peringatan terkait kondisi stabilitas keuangan global, di mana total uang baik di sektor publik maupun swasta telah meroket hingga 60 persen dalam satu dekade terakhir, mencapai 182 triliun dollar AS.

Dia menjelaskan, saat ini banyak negara dan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia yang menjadi rentan terhadap bunga yang lebih tinggi, termasuk normalisasi kebijakan moneter yang dilakukan Bank Sentral Amerika, Federal Reserve.

Lagarde mengatakan, investor menjual obligasi di pasar negara berkembang, kecuali China, senilai 100 miliar dollar AS. Angka tersebut sesuai dengan arus keluar dari pasar negara berkembang saat krisis tahun 2008 lalu.

"Ini harus menjadi alarm kita agar bangkit," ujar Lagarde.


https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/02/114600026/bos-imf-peringatkan-risiko-pelambatan-ekonomi-akibat-perang-dagang

Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke