Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kunjungi Palu, Mentan Kawal Distribusi Bantuan Korban Gempa Sulteng

Dalam kunjungannya ini Mentan ingin memastikan bantuan bagi korban gempa Palu, Sigi dan Donggala terdistribusi dengan baik dan tepat sasaran. Amran juga menyerahkannya langsung bantuan kepada Walikota Palu dan kepada korban gempa.

"Alhamdulillah, bantuan yang kami himpun dan kemudian diberangkatkan dari Makassar sudah sampai. Bantuan ini kami serahkan langsung ke pemerintah daerah untuk didistribusikan kepada masyarakat," kata Amran, dalam rilis yang Kompas.com terima.

Lebih lanjut, Amran mengatakan bahwa seluruh bantuan tersebut adalah murni Kementan himpun dan tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

"Karena duka Palu, Sigi, dan Donggala adalah duka kita semua, sehingga kami mau bahu membahu memberikan bantuan," tukas Amran.

BACA JUGA: Mentan Lepas 500 Truk Bantuan untuk Korban Gempa Sulteng

Sebagai informasi, iring-iringan truk berisi bantuan logistik senilai Rp 25 miliar itu dikoordinasikan Kementan, Sahabat Rakyat Indonesia, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, dan para pemangku kepentingan di sektor pertanian.

Lebih rinci, Amran menyebutkan bantuan tersebut merupakan perlengkapan dan kebutuhan sehari-hari, seperti mie instan, beras, minyak goreng, air munum, biskuit dan sebagainya.

Tak lupa, Mentan berterima kasih pula kepada relawan yang dengan sigap membantu para korban gempa dan tsunami yang sedikitnya telah menelan 1.500 korban jiwa tersebut.

Posko pulihkan pertanian

Pada kesempatan tersebut, Amran juga meninjau lokasi lahan dan infrastruktur pertanian yang terdampak gempa dan tsunami yang terjadi pada 28 September 2018 tersebut.

Amran bahkan menyatakan bahwa Kementan sudah mendirikan posko-posko di 40 lokasi tersebar di Palu, Sigi dan Donggala untuk mengidentifikasi dan merehabilitasi sektor pertanian.

"Insya Allah, bagi yang sawah dan kebunnya rusak, akan diberikan bantuan bibit, pupuk, alat mesin pertanian dalam bentuk brigade dan sebagainya. Kami akan inventarisasi langsung untuk mengetahui tingkat kerusakan dan memberikan bantuan produksi tanaman pangan, perkebunan dan holtikultura bisa kembali dijalankan," jelas Amran.

Sejauh ini, Kementan sudah memiliki data sementara terkait jumlah kerugian atas lahan persawahan yang rusak, serta hewan ternak yang terdampak gempa. Data tersebut dihimpun dari posko-posko yang Kementan didirikan. 

Data sementara itu antara lain adalah kerusakan lahan persawahan di Donggala yang mencapai 1.653 hektare (ha) dengan potensi kerugian sebesar Rp 14.350.000.000.

Di Sigi ada 7.909 ha lahan persawahan rusak dengan potensi kerugian Rp 21.970.800.000. Sedangkan di Palu potensi kerugian atas lahan rusak seluas 156 ha dengn senilai Rp 179.775.000.

BACA JUGA: Jokowi Gelar Rapat Terbatas Membahas Penanganan Dampak Bencana di Sulteng

Setidaknya ada empat arahan yang menjadi fokus penyampaian Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas mengenai penanganan dampak bencana gempa bumi dan tsunami Sulawesi Tengah.

Pertama, penambahan personel untuk mempercepat proses evakuasi dan pencarian korban. Kedua, penambahan titik pelayanan medis bagi para korban yang saat ini dirasa masih sangat kurang.

Ketiga, mempercepat distribusi kebutuhan dasar dan logistik pengungsi terutama fasilitas air bersih dan MCK. Dan keempat perbaikan infrastruktur, layanan umum dan fasilitas vital untuk mempermudah penyaluran bantuan dan evakuasi korban.

"Atas arahan Pak Presiden, kami semua diminta bergerak cepat membantu. Setiap menteri juga diminta memulihkan sektor yang terkait dengan tupoksinya. Kami ingin memastikan sekor pertanian bisa pulih kembali segera," terang Amran.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/06/131409626/kunjungi-palu-mentan-kawal-distribusi-bantuan-korban-gempa-sulteng

Terkini Lainnya

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke