Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rupiah Tembus Rp 15.200 Per Dollar AS, Ini Alasannya

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kembali melemah dan menembus level Rp 15.217 per dollar AS di pasar spot Bloomberg. Angka tersebut terkoreksi 0,23 persen jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan Jumat (5/10/2018).

VP Economist Permata Bank Josua Pardede mengatakan, melemahnya rupiah merupakan dampak dari tren menguatnya dollar AS terhadap seluruh mata uang dunia akibat kenaikan imbal hasil surat utang pemerintah Amerika Serikat, US Treasury, dengan tenor 10 tahun yang meningkat signifikan menjadi 3,23 persen atau meningkat sekitar 17 basis poin (bps) dalam sepekan.

"Kenaikan US Treasury yield ditopang oleh komentar hawkish dari Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang mengatakan bahwa propek ekonomi AS sangat positif dan suku bunga kebijakan Fed diperkirakan akan naik di atas level 3 persen dalam jangka panjangnya," jelas Josua kepada Kompas.com, Senin (8/10/2018).

Di sisi lain, data ekonomi AS menunjukkan tren yang cenderung positif seperti tingkat pengangguran di September 2018 yang turun menjadi 3,7 persen, level terendah sejak tahun 1970. Selain itu, tingkat pendapatan pada bulan September juga menunjukkan tren yang lebih baik dibanding bulan sebelumnya.

Meskipun total pekerjaan non farm payroll (NFP) AS tercatat menurun menjadi 134.000 dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 201.000.

"Tren positif data tenaga kerja AS mengonfirmasi pernyataan Powell sebelumnya bahwa kondisi ekonomi AS cenderung membaik dan berpotensi mendorong inflasi sehingga mendukung kenaikan suku bunga AS lebih agresif dalam jangka pendek ini," jelas Josua.

Adapun dirinya memroyeksi awal pekan ini rupiah akan melemah 0,41 persen dan diperdagangkan di level Rp 15.190 hingga Rp 15.260 per dollar AS. Sementara pekan lalu, rupiah telah terdepresiasi hingga 1,84 persen.

Menurutnya, sebagian besar mata uang negara Asia juga tertekan pasca keputusan bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) yang memangkas giro wajib minimum sebesar 1 persen. Pelonggaran kebijakan moneter PBoC tersebut ditujukan untuk membatasi perlambatan ekonomi China yang didorong oleh kebijakan proteksionisme pemerintah AS.

"Selain itu tekanan terhadap mata uang negara Afrika Selatan terkait risiko politik juga turut membebani sebagian besar mata uang negara berkembang termasuk Rupiah," ujar Josua.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/08/171253926/rupiah-tembus-rp-15200-per-dollar-as-ini-alasannya

Terkini Lainnya

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke