Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Permintaan Besar, RI Incar Ekspor Rumput Laut ke 12 Negara

"Minggu lalu bersama Dirjen Kemristekdikti sudah sepakat untuk mendistribusikan hasil ekstrak rumput laut kita dari pertanian untuk ke 12 negara seluruh dunia yang dijadikan bahan kosmetik," ujar Kilala saat ditemui di Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan, Selasa (9/10/2018).

Kilala menyebutkan, dengan adanya KKP saat ini sumber daya rumput laut akan punya akses yang lebih mudah untuk distribusinya. Bukan perihal "asal ingin" untuk menyasar pasar ekspor ini. Hal itu karena permintaan akan rumput laut ini utamanya banyak.

"Daerah-daerah seperti Amerika Selatan sama Afrika untuk permintaan kosmetik tinggi, karena rumput laut merupakan salah satu komoditas magnetik yang luar biasa," jelas Kilala.

Namun, hingga akhir tahun hal ini masih jadi bahan coba-coba untuk melihat negara mana saja yang tertarik dengan hasil ekspor rumput asal Indonesia.

Sebagai informasi, kebutuhan impor sumber daya atau bahan untuk kebutuhan industri kosmetik masih cukup tinggi. Dia menyebutkan, saat ini untuk industri kecantikan kebutuhan akan impor masih 50 persen.

"Industri kosmetik dan farmasi khusunya kosmetik itu kecenderungan ketergantungan terhadap bahan import itu tinggi sekali terutama kami yg mengolah sumber daya alam (SDA) Indonesia," ujar Kilala.

Hal ini karena pendukung dari bahan baku industri ini masih minim, oleh karenanya PT Martha Tilaar melalui anak perusahaan meneken kerja sama dengan Badan Riset da Sumber Daya Manusia Kementrian Kelautan dan Perikanan (BRSDM KKP) perihal pengembangan inovasi riset.

"Dari kegundahan ini yang menyebabkan kita harus berusaha bekerja sama dengan litbang, universitas, Kemristekdikti dan KKP sekarang untuk menghasilkan bahan baku yang self sustainable di Indonesia," jelas Kilala.

Ironis, ketika Indonesia sebagai negara yang diklaim dengan sumber daya rumput laut yang luar biasa dan terbesar di dunia jika tidak bisa mandiri secara bahan baku.

"Kita akan teruskan untuk clinical trial untuk kebutuhan kosmetik dan akan dijual ke seluruh dunia dgn bekerja sama dengan distributor dunia," tutur Kilala.

Sementara itu, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementrian Kelautan dan Perikana (BRSDM KPP) Sjarief Widjadja mengatakan kerja sama antara pelaku riset dengan industri akan bisa mempercepat hilirisasi hasil inovasi riset kelautan dan perikana untuk dapat memberikan manfaat langsung ke masyarakat.

"Jadi, kami mempersiapkan ada program inti di research center dengan berbagai inovasinya sampai kepada pilot project untuk bisa diterapkan, kemudian kita mengundang industri dalam skala besar untuk ikut berpartisipasi," jelas Sjarief.

Dengan hal ini, Sjarief menginginkan agar pelaku riset dengan inovasinya bisa mengembangkan lebih produknya dengan disokong dari industri yang mengikutinya.

"Karena kami menginginkan agar masyarakat mampu tumbuh sejahtera didukung oleh penguasaan teknologi yang tepat," imbuhnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/09/200400826/permintaan-besar-ri-incar-ekspor-rumput-laut-ke-12-negara

Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke