Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IMF: Pemimpin Negara-negara Asia Harus Pede, Tapi Tak Boleh Jumawa

NUSA DUA, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) memuji progres pertumbuhan ekonomi Asia yang terjadi selama dekade terakhir. Asia pun menurut IMF terus menjadi motor pertumbuhan ekonomi dunia.

Meskipun demikian, ada sejumlah risiko penurunan pertumbuhan ekonomi yang menghantui Asia. Risiko tersebut terjadi baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang.

Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF Changyong Rhee mengungkapkan, risiko tersebut antara lain kondisi pasar keuangan yang mengetat lantaran kebijakan bank sentral AS Federal Reserve yang terus menaikkan suku bunga dan perang dagang AS-China. Risiko lainnya adalah penurunan produktivitas dan maraknya digitalisasi.

Oleh karena itu, Rhee mengungkapkan, pihaknya meminta pemerintah negara-negara di Asia untuk tetap optimis. Akan tetapi, pada saat yang sama pemerintah juga tidak boleh terlampau jumawa.

"Saya ingin menekankan bahwa pemerintah harus percaya diri, namun tidak jumawa," jelas Rhee.

Apa maksudnya? Rhee menuturkan, kawasan Asia memiliki bantalan fiskal dan eksternal yang kuat, bingkai kebijakan yang baik, dan pertumbuhan yang solid. Hal ini penting untuk meredam dampak goncangan yang terjadi.

Rhee menuturkan, dalam kondisi yang baik tersebut, pertumbuhan ekonomi Asia masih dibayangi risiko yang kemungkinan masih terus berlanjut. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah negara-negara Asia untuk mengamankan amunisi kebijakan mereka dan menggunakannya di saat-saat dibutuhkan.

"Kebijakan fiskal harus fokus pada membangun bantalan. Nilai tukar harus tetap fleksibel dan dapat bertindak sebagai penyerap goncangan. Dalam beberapa kasus, apabila inflasi meningkat, maka kebijakan moneter harus diperketat," terang Rhee.

Selain itu, pemerintah negara-negara Asia harus meliberalisasi perdagangan dan investasi. Rhee menjelaskan, dalam situasi perang dagang, Asia malah harus membuka pasar.

Sebagai kesimpulan, Rhee menyatakan pihaknya memandang pertumbuhan ekonomi Asia masih resilien, namun masih ada tantangan baik untuk saat ini maupun jangka menengah. Menjaga kebijakan ekonomi yang kuat dan tetap melakukan reformasi struktural akan membantu Asia tetap pada posisi terdepan.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/13/060000526/imf--pemimpin-negara-negara-asia-harus-pede-tapi-tak-boleh-jumawa

Terkini Lainnya

Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Whats New
Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cuka Sebut Ada Miskomunikasi

Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cuka Sebut Ada Miskomunikasi

Whats New
Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Whats New
Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus 'OutSourcing'

Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus "OutSourcing"

Whats New
[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Whats New
Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Whats New
AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi 'Lender Institusional'

AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi "Lender Institusional"

Whats New
Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Whats New
Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke