Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Surplus Neraca Perdagangan Dorong Rupiah Menguat terhadap Dollar AS

Namun, pada Selasa (16/10/2018) dan Rabu (17/10/2018), rupiah menunjukkan tren menguat, masing-masing menjadi Rp 15.206 dan Rp 15.178 per dollar AS.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menjelaskan, terdapat beberapa sentimen positif yang mendorong penguatan rupiah terhadap dollar AS. Di antaranya adalah surplus neraca perdagangan pada bulan September yang sebesar 0,23 miliar dollar AS yang memicu kembalinya investor asing masuk ke bursa.

"Salah satu sentimen positif yang mendorong penguatan rupiah adalah surplus perdagangan bulan september sebesar 227 juta usd. Hal ini juga memicu investor asing mulai masuk lagi ke bursa, dalam sesi penutupan bursa hari ini net buy atau pembelian bersih investor asing mencapai Rp 526,3 miliar," ujar Bhima ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (17/10/2018) malam.

Dengan adanya pembelian saham oleh investor asing tersebut, maka permintaan untuk mata uang rupiah semakin besar. Selain itu, harga minyak acuan Brent juga mengalami penurunan menjadi 80,7 dollar AS per barrel setelah sebelumnya sempat menembus 85 dollar AS per barrel.

"Turunnya harga minyak mentah berpengaruh terhadap defisit migas, dan potensi kenaikan harga BBM yang lebih agresif. Ujungnya inflasi masih bisa terkendali disasaran 3,5 persen tahun ini," tukas dia.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/18/090000726/surplus-neraca-perdagangan-dorong-rupiah-menguat-terhadap-dollar-as

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke