Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Indeks Bursa Saham AS Anjlok Lagi

NEW YORK, KOMPAS.com - Indeks bursa saham AS berguguran pada Kamis (18/10/2018) waktu setempat. Kondisi ini melanjutkan pelemahan yang terjadi sejak awal pekan.

Dikutip dari CNBC, Jumat (19/10/2018), indeks Dow Jones Industrial Average ambrol 327,23 poin ke level 25.379,45. Penurunan ini didorong oleh merosotnya saham Caterpillar secara tajam.

Sementara itu, indeks S&P 500 tergelincir 1,4 persen ke legal 2.768,78, sejalan dengan melemahnya saham-saham konsumer dan teknologi.

Indeks saham Nasdaq tertekan 2,1 persen ke level 7.485,14. Di luar negeri AS, indeks saham Shanghai China juga anjlok secara dramatis.

Anjloknya bursa saham AS ini melanjutkan pelemahan yang terjadi sejak awal bulan. Indeks Dow Jones dan S&P 500 sudah melemah lebih dari 4 persen.

Adapun sejak awal Oktober 2018, indeks Nasdaq sudah merosot hampir 7 persen. Sektor teknologi yang paling berdarah-darah, yakni melemah 7,1 persen.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab longsornya indeks saham AS adalah kekhawatiran makin memanasnya perang dagang AS-China, kenaikan suku bunga AS, dan kekhawatiran tentang adanya kemungkinan saham-saham teknologi kelebihan nilainya.

Indeks bursa saham juga ambrol sejalan dengan keputusan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin untuk tidak menghadiri pertemuan investasi di Arab Saudi. 

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/19/054314126/indeks-bursa-saham-as-anjlok-lagi

Terkini Lainnya

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke