Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

AS Pilih Tidak Tuduh China Manipulator Nilai Kurs

WASHINGTON, KOMPAS.com - Amerika Serikat tengah menahan diri untuk tidak menuduh China memanipulasi mata yuan dengan sengaja melakukan depresiasi.

Washington menahan diri untuk tidak menyebut China sebagai manipulator mata uang sebagai salah satu langkah agar dapat membantu meredakan ketegangan perdagangan yang meningkat di antara kedua negara.

Presiden Donald Trump sebelumnya sempat menuduh China membiarkan mata uangnya melemah terhadap dollar AS untuk membuat ongkos ekspor menjadi lebih kompetitif.

Spekulasi yang muncul bahwa Departemen Keuangan AS akan membuat klaim tersebut pun nyatanya tak terbukti.

Dikutip dari BBC, Jumat (19/10/2018), Departemen Keuangan mengatakan masih akan mengawasi kebijakan-kebijakan China.

Pasalnya, Beijing dinilai kurang transparan dalam kebijakan terkait nilai tukar mata uang mereka. Melemahnya yuan menjadi tantang utama bagi AS untuk mencapai perdagangan yang lebih berimbang.

Menteri Keuangan Steven Mnuchin dalam laporan mengenai kebijakan pertukaran mata uang asing mitra dagang utama AS mengatakan, pihaknya tidak menemukan bahwa China secara sengaja melakukan intervensi untuk menurunkan nilai mata uangnya.

Sebagai informasi, nilai tukar yuan telah jatuh ke level terendah terhadap dollar AS sejak Januari 2017.

Presiden Trump berpendapat pertumbuhan ekspor China ke AS telah menghancurkan pasar tenaga kerja di Amerika. Pihaknya pun telah menetapkan tarif lebih dari 250 miliar dollar AS produk impor dari China untuk membendung defisit perdagangan AS dengan China yang terus melebar.

Dirinya pun sempat menuduh China dengan sengaja melemahkan nilai tukar mata uangnya. Dollar AS telah menguat terhadap yuan dalam beberapa bulan terakhir, menciptakan berbagai spekulasi bahwa kemungkinan bulan ini laporan Departemen Keuangan akan berisi tuduhan manipulasi mata uang oleh China.

Namun, pada pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali, Indonesia pekan lalu, gubernur bank sentral China Yi Gang mengatakan Beijing tidak akan terlibat dalam devaluasi kompetitif atau menggunakan nilai tukar sebagai alat untuk menangani perselisihan perdagangan.

Di dalam laporan Departemen Keuangan tersebut juga dikatakan, AS tengah mamasukkan beberapa mitra dagangnya seperti India, Jepang, Jerman, Korea Selatan, dan Swiss ke dalam daftar pengawasan ekstra mereka.


https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/19/063022426/as-pilih-tidak-tuduh-china-manipulator-nilai-kurs

Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke