Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menilik Hasil Perkebunan dan Peternakan Desa Sumber Urip di Bengkulu

BENGKULU, KOMPAS.com – Terletak di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl), Desa Sumber Urip mempunyai ragam potensi hasil kebun yang begitu melimpah.

Sayur mayur seperti tomat, sawi, kembang kol, brokoli, daun bawang, serta cabai merupakan komoditas perkebunan yang dihasilkan dari desa yang terletak di Kecamatan Selupuh Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu ini.

Dari semua jenis sayuran tersebut, cabai adalah komoditas unggulan Desa Sumber Urip. Kepala Desa Sumber Urip Yadi Sutanto menjelaskan, jenis cabai yang paling banyak ditanam di kebun milik warga adalah cabai merah keriting.

“Jenis cabai ini punya banyak keunggulan, beberapa di antaranya tahan lama untuk dikirim jarak jauh, tampilan menarik, dan mempunyai rasa pedas yang berkarakter,” ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (11/10/2018).

Untuk masa panen, cabai merah keriting bisa dipanen seminggu sekali.

“Masa panen produktif cabai ini bisa sampai tujuh minggu, jadi sekali tanam bisa dipanen sebanyak tujuh kali,” jelas salah seorang petani yang juga menjabat sebagai Sekretaris Desa Sumber Urip, Hartono.

Setelah masa produktif usai, lanjut Hartono, warga desa bisa dengan mudah menanam bibit selanjutnya. Hal ini karena bibit cabai merah keriting begitu mudah dikembangbiakkan. Jadi, selain bisa menghemat biaya dalam pembelian bibit, warga desa juga menghemat waktu tanpa harus menunggu bibit kiriman datang.

Ternak lebah

Selain cabai sebagai komoditas utama, Desa Sumber Urip juga kaya akan produksi madu. Madu yang dihasilkan di desa ini berasal dari 85 sarang lebah yang tersebar di seluruh wilayah desa.

Saat ini, Desa Sumber Urip juga sudah memiliki kelompok tani madu bernama Kelompok Tani Madu Murni Kaba Jaya dengan jumlah anggota sebanyak 15 orang.

Salah seorang peternak lebah, Dedi Susanto menjelaskan, dalam sebulan mereka bisa memanen satu kali.

“Sekali panen untuk satu sarang lebah bisa mendapatkan 220 mililiter madu. Dari hasil tersebut kemudian bisa dihasilkan 4-5 botol untuk dijual ke pasaran. Harga sebotol madu yang kami jual seharga Rp 70.000,” ungkap Dedi.

Namun sayangnya, produksi madu yang dihasilkan oleh warga desa masih tergantung musim.

“Ketika musim hujan, produksi madu yang dihasilkan lebah tidak begitu banyak. Hal ini karena hujan bisa menghalangi lebah untuk terbang jauh mencari makan. Sedangkan masa puncak produksi mereka ada pada musim kemarau,” lanjut Dedi.

Sementara itu, pada musim hujan, biasaya para peternak lebah memberikan air tebu ke dalam sarang untuk dikonsumsi para lebah.

Manfaat dana desa

Kepala Desa Sumber Urip, Yadi Sutanto menjelaskan, dulunya tidak ada peternak lebah di Desa Sumber Urip. Namun, ia melihat potensi produksi madu cukup menjanjikan. Jadi, desa pun mengakomodasi berbagai pelatihan untuk mengembangkan potensi madu ini.

“Tahun 2016 kami mengadakan pelatihan untuk membekali warga desa tentang pengetahuan beternak lebah. Pada saat itu, dana desa menjadi pusat pendanaan untuk mengadakan pelatihan-pelatihan ini,” ujar Yadi.

Yadi melanjutkan, sejak 2015 sampai 2018 Desa Sumber Urip terus mendapatkan bantuan dana desa pemerintah pusat.

Jumlah dana desa yang diterima Desa Sumber Urip selama empat tahun tersebut mencapai Rp 2,3 miliar. Rinciannya adalah Rp 272 juta (2015), Rp 612 juta (2016), Rp 781 juta (2017), dan Rp 717 juta (2018).

Selain mengadakan pelatihan ternak lebah, dana desa juga digunakan untuk memperbaiki jalan desa sepanjang 3.400 meter dan membangun saluran air (drainase) sepanjang 2.800 meter.

Selain untuk meningkatkan kualitas perekonomian warga, dana desa juga digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan warga. Salah satunya adalah dengan membangun gedung PAUD yang berada persis di samping balai desa.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/25/120000426/menilik-hasil-perkebunan-dan-peternakan-desa-sumber-urip-di-bengkulu

Terkini Lainnya

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke