Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Para Entrepreneur Indonesia Melawan Dominasi Produk Impor

Saat itu, ia prihatin karena produk pakaian di Indonesia seolah tak mampu membendung arus impor dari luar. Bahkan, hijab yang menjadi tren dan banyak dijual di pasar, mall, dan toko online didominasi dari China. Padahal Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar.

"Kita harus pertanyakan ke diri sendiri, mau membuat pertahanan nasional kita lebih kuat apa lebih lemah. Mau memperkuat produksi apa konsumsi," ujar Diajeng dalam acara Indonesia Youth Entrepreneur Summit 2018 di Jakarta, Minggu (28/10/2018).

Diajeng mengatakan, banyak distro yang dikelola lokal tutup karena kalah persaingan dengan produk impor. Salah satu cara memperjuangkan produk lokal agar berkuasa di negara sendiri, kata dia, adalah dengan menjadi entrepreneur. 

Apalagi saat ini untuk masuk ke dunia bisnis relatif semakin mudah, semakin sedikit hambatannya. Hanya bermodal toko online pun bisa memasarkan produk yang dihasilkan.

"Sekarang, bagaimana memanfaatkan kesempatan yang ada. Bagaimana memberdayakan desainer Indonesia," kata Diajeng.

Sekarang, Hijup milik Diajeng sudah merambah Kuala Lumpur dan London. Ia membuktikan, produk lokal tak hanya berjaya di negara sendiri, tapi mampu diterima di negara lain.

Mempertahankan poduk lokal juga dilakukan Bukalapak, marketplace besutan Muhamad Fajrin Rasyid. Sejak didirikan 2010 hingga saat ini, Bulakapak memiliki sekitar 4 juta pelapak. Dari pelapak yang ada, mayoritas menjual produk lokal. Ia mengatakan, ada platform lain yang mayoritas menjual barang impor.

"Masalah ekspor-impor tidak sederhana. Yang bisa dilakukan bagaimana supaya kita isi platform online dengan lebih banyak barang lokal," kata Fajri.

"Kalau lebih banyak barang lokal tersedia, maka pembeli akan lebih banyak pilih barang lokal," lanjut dia.

Bukalapak turut hadir dalam acara pertemuan tahunan IMF-World Bank beberapa waktu lalu di Bali. Ternyata, mereka melakukan studi dan hasiknya dikatakan bahwa platform jual beli online turut berkontribusi mengatasi kesenjangan ekonomi. Fajri mengatakan, dulu citra pengusaha lekat dengan sektor tambang, kelapa sawit, dan sebagainya.

"Sekarang ada orang jualan hijab, makanan, melalui platform. Semakin banyak wirausaha tumbuh di negeri ini," kata dia.

Tantangan melawan gempuran produk impor juga dirasakan di sektor makanan dan minuman. Selama ini gerai kopi dan restoran cepat saji fastfood asal luar negeri selalu digemari. Kedainya tak pernah sepi, mulai dari pagi hingga malam.

Hal itu menjadi tantangan berat yang dihadapi Hendra Noviyanto sewaktu hendak mendirikan Warunk Upnormal. Dia dan timnya sekeras mungkin memutar otak mencari ide apa yang bisa mereka sajikan.

Jika membuat konsep restoran ayam cepat saji atau kedai kopi, mereka berpikir tentu akan kalah saing dengan, sebut saja KFC, Mc Donald, Starbuck, dan sebagainya. Sejak awal, mereka ingin mengusung makanan Indonesia, untuk menghadapi dominasi makanan ala India, Vietnam, dan Thailand yang tengah merajai pasar.

"Kami harus bersaing dengan asing, maka kami pilih Indomie. Sekarang siapa di Indonesia yang tidak pernah makan mi instan?" kata Hendra.

Untuk mengikuti selera pasar, Warunk Upnormal pun melakukan ekspansi. Mereka juga punya produk kopi dan mendirikan Upnormal Coffee Roaster.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/29/124400226/cerita-para-entrepreneur-indonesia-melawan-dominasi-produk-impor

Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke